Kamis, 02 Januari 2025

 E-Commerce Terhadap Perubahan Global di Era Digital

Disusun oleh

Savira Novta Qutratuain (NIM 22010005)

Mahasiswi Program Manajemen - STIE MBI

Mata Kuliah : Manajemen Pemasaran Internasional
Dosen : Eko Yulianto, ST, MM

Ilustrasi Tren E-commerce, Foto: Pixabay

I. Pendahuluan

Di era digital yang serba terhubung ini, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah cara kita berinteraksi, bekerja, dan berbisnis. Salah satu fenomena terbesar yang muncul sebagai dampak dari kemajuan teknologi ini adalah e-commerce (perdagangan elektronik). E-commerce mengacu pada proses pembelian dan penjualan barang atau jasa melalui internet, yang telah menjadi kekuatan utama dalam perekonomian global. 

Seiring dengan berkembangnya e-commerce, telah terjadi perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan manusia, mulai dari cara kita berbelanja, berbisnis, hingga cara kita berinteraksi dengan berbagai pihak di seluruh dunia. Dalam makalah ini, akan dibahas mengenai dampak e-commerce terhadap perubahan global di era digital, dengan fokus pada aspek ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan.

II. Perkembangan E-Commerce di Era Digital

E-commerce mulai berkembang pesat sejak tahun 1990-an dengan munculnya platform e-commerce pertama seperti Amazon dan eBay. Perkembangan teknologi internet, terutama dengan semakin meluasnya akses internet cepat, perangkat mobile, dan kemudahan dalam melakukan transaksi digital, telah mendorong semakin banyak individu dan perusahaan untuk beralih ke platform digital dalam melakukan transaksi jual beli.

Saat ini, e-commerce tidak hanya terbatas pada pembelian barang fisik, tetapi juga mencakup berbagai sektor lain seperti layanan digital, pendidikan, hiburan, dan bahkan sektor keuangan. Keberadaan platform e-commerce besar seperti Amazon, Alibaba, dan Tokopedia juga telah mengubah cara perusahaan melakukan bisnis dan memperluas pasar mereka ke seluruh dunia.

III. Dampak E-Commerce terhadap Perubahan Global

A. Dampak Ekonomi

Revolusi Industri: Dampaknya Terhadap Sektor Ekonomi

1. Globalisasi Bisnis
   E-commerce memungkinkan perusahaan kecil dan besar untuk mengakses pasar global dengan biaya yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan metode perdagangan tradisional. Perusahaan kini dapat menjual produk mereka ke konsumen di berbagai belahan dunia, tanpa terbatas oleh lokasi geografis atau waktu. Ini mempermudah ekspansi bisnis dan menciptakan peluang pasar baru, yang sebelumnya tidak terjangkau.

    Globalisasi bisnis merujuk pada proses integrasi pasar, perusahaan, dan ekonomi di berbagai negara, yang mempengaruhi ekonomi global secara keseluruhan. Dampaknya sangat luas, baik positif maupun negatif, dan mempengaruhi banyak aspek kehidupan ekonomi di tingkat lokal maupun internasional. Berikut adalah beberapa dampak ekonomi dari globalisasi bisnis:

Dampak Positif:

- Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi:
   Globalisasi memungkinkan negara-negara untuk mengakses pasar internasional, memperluas ekspor, dan meningkatkan produksi. Ini dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi dengan menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan dan peluang bagi pengusaha dan perusahaan.

- Akses ke Teknologi dan Inovasi:
Perusahaan global dapat mentransfer teknologi canggih dan inovasi ke negara-negara berkembang. Hal ini mendorong modernisasi industri dan meningkatkan efisiensi produksi di banyak sektor, dari manufaktur hingga layanan.

- Peningkatan Investasi Asing:
Globalisasi bisnis membuka peluang bagi investasi asing langsung (FDI) yang membawa modal, keahlian, dan pengelolaan yang lebih efisien. Negara yang menerima investasi dapat meningkatkan infrastruktur, menciptakan lapangan pekerjaan, dan meningkatkan standar hidup.

- Persaingan yang Meningkatkan Efisiensi:
Dengan perusahaan global yang saling bersaing, ada dorongan untuk meningkatkan kualitas produk dan menurunkan harga. Hal ini menguntungkan konsumen dan mendorong inovasi dalam berbagai sektor.

- Diversifikasi Pasar dan Produk:
Bisnis yang beroperasi secara global dapat memanfaatkan berbagai pasar dan mendiversifikasi produk mereka. Ini membantu mereka menghadapi fluktuasi ekonomi di pasar domestik dengan memperoleh pendapatan dari berbagai sumber.

Dampak Negatif:

- Ketimpangan Ekonomi:
Globalisasi sering kali memperburuk ketimpangan antara negara kaya dan miskin. Negara berkembang mungkin tidak memperoleh manfaat yang sama, karena mereka sering kali menjadi pasar untuk barang dan jasa dari negara maju, sementara keuntungan yang dihasilkan sebagian besar tetap berada di negara asal perusahaan.

- Kehilangan Lapangan Pekerjaan di Beberapa Sektor:
Sektor-sektor tertentu, seperti manufaktur, sering kali terdampak negatif oleh globalisasi, dengan perusahaan yang mengalihkan produksi ke negara dengan biaya tenaga kerja yang lebih rendah. Hal ini dapat menyebabkan pemutusan hubungan kerja dan peningkatan pengangguran di beberapa wilayah.

- Dominasi Perusahaan Multinasional:
Perusahaan besar multinasional sering mendominasi pasar global, menekan perusahaan lokal yang tidak dapat bersaing. Ini dapat merugikan usaha kecil dan menengah di negara berkembang, yang kesulitan untuk beradaptasi dengan persaingan global.

- Kerusakan Lingkungan:
Globalisasi bisnis dapat memperburuk degradasi lingkungan, karena perusahaan sering mencari cara untuk meminimalkan biaya, yang kadang-kadang melibatkan pengabaian terhadap standar lingkungan. Peningkatan produksi dan konsumsi global dapat meningkatkan emisi karbon, deforestasi, dan pencemaran.

- Krisis Ekonomi Global:
Ketergantungan antarnegara yang semakin meningkat dapat menyebabkan penyebaran krisis ekonomi yang lebih cepat dan luas. Sebagai contoh, krisis keuangan global pada 2008 dengan cepat menyebar ke seluruh dunia karena keterhubungan pasar keuangan yang semakin erat.

2. Peningkatan Kompetisi
    Dengan semakin banyaknya pemain dalam pasar digital, persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Perusahaan harus berinovasi secara terus-menerus untuk menarik pelanggan dan menjaga daya saing mereka. Hal ini juga berimbas pada penurunan harga barang dan jasa, yang bermanfaat bagi konsumen.

    Peningkatan kompetensi, baik di tingkat individu, organisasi, maupun negara, memiliki dampak ekonomi yang signifikan. Kompetensi mengacu pada kemampuan dan keterampilan untuk mengerjakan tugas atau pekerjaan dengan efektif dan efisien. Peningkatan kompetensi di berbagai sektor dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas, yang pada gilirannya akan berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi. Berikut adalah beberapa dampak ekonomi dari peningkatan kompetensi:

Dampak Positif Peningkatan Kompetensi:

- Peningkatan Produktivitas:
Ketika tenaga kerja memiliki kompetensi yang lebih tinggi, mereka dapat bekerja lebih cepat dan lebih efisien. Produktivitas yang lebih tinggi ini berarti lebih banyak barang dan jasa yang dapat diproduksi dengan sumber daya yang sama, yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Ini juga dapat membantu perusahaan untuk menurunkan biaya produksi, meningkatkan keuntungan, dan bersaing di pasar global.

- Peningkatan Kualitas Produk dan Layanan:
Kompetensi yang lebih baik dalam bidang desain produk, manajemen kualitas, dan layanan pelanggan dapat meningkatkan daya saing perusahaan. Produk yang lebih berkualitas dan layanan yang lebih baik cenderung memperoleh kepuasan pelanggan yang lebih tinggi, yang berujung pada peningkatan permintaan dan ekspansi pasar.

- Inovasi dan Kreativitas:
Tenaga kerja yang lebih kompeten cenderung lebih inovatif dan kreatif, dapat menciptakan produk baru, menemukan cara baru untuk memecahkan masalah, dan mengoptimalkan proses. Inovasi ini dapat menjadi pendorong utama bagi perkembangan industri, yang pada gilirannya mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu negara.

- Ketersediaan Tenaga Kerja Terampil:
Peningkatan kompetensi dalam sektor pendidikan dan pelatihan menghasilkan tenaga kerja terampil yang lebih siap untuk memasuki pasar kerja. Negara atau perusahaan yang memiliki tenaga kerja dengan keterampilan tinggi dapat menarik investasi, mengurangi tingkat pengangguran, dan meningkatkan daya saing ekonomi.

- Peningkatan Daya Saing Internasional:
Negara yang fokus pada peningkatan kompetensi melalui pendidikan dan pelatihan akan memiliki tenaga kerja yang lebih terampil dan siap bersaing di pasar global. Negara dengan tenaga kerja terampil lebih mudah beradaptasi dengan perubahan teknologi dan dinamika pasar internasional, yang dapat meningkatkan ekspor dan menarik investasi asing.

- Kesejahteraan Sosial:
Ketika individu memiliki keterampilan yang lebih baik, mereka dapat memperoleh penghasilan yang lebih tinggi dan peluang pekerjaan yang lebih baik. Ini berkontribusi pada pengurangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan sosial, yang pada akhirnya meningkatkan daya beli dan perekonomian domestik.

Dampak Negatif Peningkatan Kompetensi:

- Ketimpangan Keterampilan:
Peningkatan kompetensi yang tidak merata dapat memperburuk ketimpangan sosial dan ekonomi. Individu atau kelompok yang tidak memiliki akses yang sama ke pelatihan atau pendidikan berkualitas akan tertinggal, menciptakan kesenjangan keterampilan antara mereka yang memiliki akses ke pendidikan tinggi dan mereka yang tidak.

- Keterbatasan Akses ke Pelatihan:
Tidak semua individu atau kelompok memiliki akses yang sama ke pelatihan atau pendidikan yang dapat meningkatkan kompetensi mereka, terutama di negara berkembang. Hal ini dapat menghambat mereka untuk memperoleh pekerjaan yang lebih baik dan berkontribusi pada ketidaksetaraan dalam pasar tenaga kerja.

- Overqualified (Keterampilan yang Berlebihan):
Terkadang, individu dapat mengalami "overqualification" (keterampilan berlebihan), di mana mereka memiliki keterampilan yang jauh lebih tinggi daripada yang dibutuhkan oleh pekerjaan yang mereka lakukan. Ini dapat menyebabkan ketidakpuasan kerja, pengangguran terampil, atau bahkan pergeseran pekerjaan ke sektor informal yang lebih rendah.

- Kebutuhan Investasi yang Tinggi:
Meningkatkan kompetensi sering memerlukan investasi yang besar dalam pendidikan dan pelatihan. Ini bisa menjadi beban bagi negara atau perusahaan yang tidak memiliki cukup sumber daya untuk membiayai pelatihan yang diperlukan, terutama di sektor-sektor yang membutuhkan keterampilan khusus dan teknologi tinggi.

- Tantangan Teknologi dan Otomatisasi:
Meskipun peningkatan kompetensi sangat penting untuk meningkatkan produktivitas, perkembangan teknologi yang cepat dan otomatisasi dapat menyebabkan kompetensi tertentu menjadi usang. Pekerjaan yang dulu membutuhkan keterampilan manual atau administratif bisa digantikan oleh mesin atau perangkat lunak, yang mengarah pada pengangguran struktural.

3. Transformasi Model Bisnis
        Banyak perusahaan yang dulunya bergantung pada metode perdagangan fisik kini beralih ke model bisnis berbasis digital. Perusahaan-perusahaan seperti Uber, Airbnb, dan Gojek memanfaatkan model bisnis berbasis aplikasi untuk menciptakan pasar yang lebih efisien dan fleksibel.

        Transformasi model bisnis merujuk pada perubahan fundamental dalam cara perusahaan beroperasi, menghasilkan pendapatan, dan memberikan nilai kepada pelanggan. Proses ini sering kali dipicu oleh faktor eksternal seperti kemajuan teknologi, perubahan dalam perilaku konsumen, atau tren global seperti globalisasi dan keberlanjutan. Dampak ekonomi dari transformasi model bisnis sangat besar dan memengaruhi banyak aspek dalam perekonomian, baik di tingkat perusahaan, industri, maupun negara. Berikut adalah beberapa dampak ekonomi utama dari transformasi model bisnis:

Dampak Positif:

- Peningkatan Efisiensi dan Produktivitas:
Transformasi model bisnis sering kali mencakup adopsi teknologi baru, otomatisasi, atau digitalisasi yang meningkatkan efisiensi operasional. Dengan menggunakan alat digital seperti perangkat lunak manajemen, analitik data, atau otomatisasi proses, perusahaan dapat mengurangi biaya produksi, menghemat waktu, dan meningkatkan produktivitas. Ini berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi karena sumber daya digunakan lebih efisien.

- Inovasi dan Penciptaan Nilai Baru:
Dengan perubahan model bisnis, perusahaan cenderung mencari cara baru untuk menciptakan nilai, baik untuk pelanggan maupun pemangku kepentingan lainnya. Inovasi ini dapat meliputi produk atau layanan baru, pengembangan pasar baru, atau bahkan penyusunan ulang rantai pasokan. Proses ini bisa merangsang pertumbuhan ekonomi melalui penciptaan lapangan pekerjaan baru, investasi dalam riset dan pengembangan (R&D), dan memperkuat posisi pasar.

- Peluang Baru di Pasar Global:
Transformasi model bisnis sering melibatkan ekspansi ke pasar global atau penggunaan platform digital untuk menjangkau pelanggan internasional. Perusahaan dapat mengakses pasar baru, mengurangi ketergantungan pada pasar domestik, dan memperluas jejak mereka. Ini dapat membantu mendorong pertumbuhan ekonomi di negara yang terlibat, membuka peluang untuk ekspor, dan memperluas basis konsumen secara global.

- Penciptaan Lapangan Kerja Baru:
Saat model bisnis berkembang, industri baru bisa muncul, yang membutuhkan tenaga kerja dengan keterampilan berbeda. Contoh yang jelas adalah transformasi digital yang telah menciptakan permintaan tinggi untuk profesi baru seperti ahli data, pengembang perangkat lunak, dan spesialis keamanan siber. Meskipun beberapa pekerjaan lama mungkin hilang, transformasi ini juga menciptakan pekerjaan baru yang sejalan dengan kebutuhan teknologi dan perubahan pasar.

- Meningkatkan Daya Saing:
Perusahaan yang berhasil mentransformasikan model bisnis mereka sering kali dapat menjadi lebih kompetitif dalam industri mereka. Dengan memanfaatkan teknologi dan mengadopsi model bisnis yang lebih responsif terhadap perubahan pasar, perusahaan dapat menawarkan produk atau layanan dengan biaya yang lebih rendah, kualitas yang lebih tinggi, dan nilai yang lebih besar. Ini dapat meningkatkan daya saing nasional dan memperkuat ekonomi suatu negara di pasar global.

Dampak Negatif:

- Disrupsi Industri Tradisional:
Transformasi model bisnis dapat menyebabkan disrupsi besar dalam industri yang lebih tradisional. Misalnya, industri seperti ritel fisik, transportasi (misalnya, taksi tradisional yang tergantikan oleh ride-hailing), dan perbankan (dengan munculnya fintech) telah mengalami perubahan besar yang menyebabkan perusahaan yang tidak beradaptasi menghadapi penurunan pendapatan atau bahkan kebangkrutan. Ini dapat menyebabkan kehilangan pekerjaan di sektor-sektor yang terpengaruh dan memperburuk ketidaksetaraan ekonomi.

- Pengangguran Struktural:
Transformasi bisnis dapat menyebabkan pengangguran struktural, di mana keterampilan yang dimiliki oleh pekerja tidak lagi sesuai dengan kebutuhan pasar. Misalnya, pekerja di industri manufaktur tradisional yang menggantikan manusia dengan otomatisasi atau robotik mungkin kesulitan untuk menemukan pekerjaan baru tanpa pelatihan ulang yang sesuai. Hal ini dapat memperburuk ketimpangan sosial dan ekonomi, terutama di negara yang tidak memiliki sistem pendidikan atau pelatihan ulang yang memadai.

- Tantangan Ekonomi untuk Bisnis Kecil:
Banyak bisnis kecil dan menengah (UKM) mungkin menghadapi kesulitan saat mencoba melakukan transformasi model bisnis, terutama jika mereka tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk berinvestasi dalam teknologi baru atau merombak operasi mereka. Bisnis yang tidak dapat beradaptasi dengan perubahan ini berisiko tertinggal, yang dapat menyebabkan pengurangan jumlah UKM, memengaruhi ekonomi lokal, dan mengurangi keberagaman pasar.

- Ketergantungan pada Teknologi:
Transformasi model bisnis sering melibatkan ketergantungan pada teknologi yang sangat canggih. Meskipun teknologi dapat membawa manfaat besar, ketergantungan yang berlebihan pada teknologi juga menciptakan risiko, seperti ancaman terhadap keamanan data dan sistem, serta kerentanannya terhadap gangguan teknologi (misalnya, peretasan atau kegagalan sistem). Gangguan semacam itu dapat mengganggu operasi bisnis dan menurunkan stabilitas ekonomi.

- Konsolidasi Pasar dan Pengurangan Persaingan:
Transformasi model bisnis, terutama dalam sektor teknologi, sering kali menyebabkan konsolidasi pasar, di mana perusahaan besar mengakuisisi pesaing kecil atau mendominasi pasar. Ini dapat mengurangi tingkat persaingan, meningkatkan kekuatan pasar perusahaan besar, dan menciptakan hambatan bagi perusahaan baru untuk masuk ke pasar. Dalam jangka panjang, ini bisa mengarah pada harga yang lebih tinggi dan penurunan pilihan bagi konsumen.

B. Dampak Sosial

Dampak Sosial Pembangunan dan Globalisasi - Pascasarjana UMSU

1. Aksesibilitas dan Inklusi
   E-commerce memberikan peluang bagi lebih banyak orang untuk mengakses barang dan jasa yang mungkin sebelumnya sulit dijangkau. Sebagai contoh, masyarakat di daerah terpencil kini dapat membeli produk dari luar negeri yang sebelumnya tidak tersedia di pasar lokal mereka. Hal ini berpotensi mengurangi kesenjangan ekonomi dan meningkatkan taraf hidup.

2. Perubahan Gaya Hidup
   Perubahan dalam cara orang berbelanja juga berdampak pada gaya hidup mereka. Pembelian online menawarkan kenyamanan, efisiensi, dan fleksibilitas waktu yang sangat dihargai oleh konsumen modern. Ini mendorong perubahan dalam kebiasaan konsumsi, di mana belanja fisik berkurang dan banyak transaksi beralih ke platform online.

3. Pengaruh terhadap Pekerjaan
   Sektor e-commerce juga memengaruhi dunia kerja. Meskipun e-commerce menciptakan banyak lapangan pekerjaan baru di bidang teknologi, logistik, dan customer service, hal ini juga menyebabkan hilangnya pekerjaan di sektor ritel tradisional. Di sisi lain, pekerja harus beradaptasi dengan keterampilan baru, terutama di bidang digital dan manajemen data.

C. Dampak Budaya

Pengaruh Budaya Barat di Indonesia: Begini Dampak Positif dan Negatifnya -  Radar Malioboro

1. Pengaruh terhadap Nilai Konsumsi
   E-commerce telah merubah pola konsumsi masyarakat. Dengan mudahnya membeli barang secara online, konsumen lebih cenderung untuk membeli barang-barang impulsif atau mengikuti tren yang sedang populer di media sosial. Ini mempengaruhi nilai-nilai konsumsi, di mana banyak orang menjadi lebih terfokus pada barang-barang konsumerisme daripada pada kualitas hidup yang lebih mendalam.

2. Perubahan dalam Pola Sosial
   Dalam konteks budaya, e-commerce juga berperan dalam mengubah cara orang berinteraksi satu sama lain. Platform-platform digital memungkinkan interaksi antar pengguna, baik sebagai konsumen maupun produsen, melalui berbagai aplikasi dan situs jejaring sosial. Ini menciptakan pola sosial baru yang berbasis digital dan lebih global.

D. Dampak Lingkungan

AMDAL adalah Analisis Dampak Lingkungan, Ketahui Tujuan dan Jenisnya

1. Pengurangan Jejak Karbon
   Meskipun e-commerce mendorong mobilitas barang dan jasa secara global, proses logistik yang efisien, seperti pengiriman langsung ke konsumen, dapat membantu mengurangi jejak karbon dibandingkan dengan rantai pasokan tradisional yang melibatkan banyak titik distribusi.

2. Peningkatan Kemasan
   Namun, satu tantangan besar yang dihadapi e-commerce adalah peningkatan limbah kemasan. Pembelian barang secara online sering kali mengarah pada penggunaan kemasan berlebihan, yang dapat memperburuk masalah sampah plastik dan dampak lingkungan lainnya. Oleh karena itu, banyak perusahaan e-commerce yang mulai mencari solusi lebih ramah lingkungan dalam proses pengemasan dan pengiriman produk.

IV. Tantangan dan Peluang E-Commerce di Masa Depan

Meskipun e-commerce telah membawa banyak manfaat, tantangan tetap ada, termasuk masalah keamanan data, privasi, dan ketergantungan terhadap teknologi. Di masa depan, perkembangan kecerdasan buatan (AI), internet of things (IoT), dan teknologi blockchain dapat membuka peluang baru untuk meningkatkan pengalaman konsumen dan efisiensi operasional dalam e-commerce.

Peluang lain yang patut diperhatikan adalah peningkatan transaksi melalui mobile commerce (m-commerce), yang memungkinkan konsumen untuk berbelanja menggunakan perangkat mobile mereka, serta penggunaan e-commerce dalam sektor-sektor baru seperti telemedicine, pendidikan online, dan virtual reality (VR).

V. Kesimpulan

E-commerce telah menjadi salah satu pendorong utama perubahan global di era digital, mengubah cara kita berbisnis, berinteraksi, dan berbelanja. Dengan memanfaatkan teknologi digital, e-commerce memberikan banyak manfaat, baik dari segi ekonomi, sosial, budaya, maupun lingkungan. Namun, seiring dengan kemajuan yang terjadi, muncul pula tantangan baru yang harus dihadapi, terutama dalam hal privasi, keberlanjutan, dan adopsi teknologi baru. Oleh karena itu, penting bagi berbagai pihak, baik pemerintah, perusahaan, maupun konsumen, untuk beradaptasi dan menciptakan kebijakan yang mendukung pertumbuhan e-commerce yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.

VI. Daftar Pustaka

https://kumparan.com/dila-1695957463195813443/tren-e-commerce-global-revolusi-digital-dalam-ekonomi-bisnis-internasional-21JBXiPjsVi/full
https://ftmm.unair.ac.id/terdesaknya-kelas-menengah-dampak-revolusi-industri-terhadap-sektor-ekonomi/

Jumat, 22 November 2024

BAB VII
SALURAN DISTRIBUSI DAN LOGISTIK INTERNASIONAL

Write by Eko Yulianto, ST, MM

Dirangkum oleh
Savira Novta Qutratuain (22010005)

PENDAHULUAN

Saluran distribusi dan logistik internasional memainkan peran penting dalam perdagangan global dengan memungkinkan perusahaan mendistribusikan produk secara efisien ke pasar internasional.

LATAR BELAKANG

Terdapat beberapa tantangan utama yang menghambat efisiensi distribusi global. Salah satunya adalah kerumitan jaringan distribusi yang melibatkan banyak pihak dengan regulasi yang berbeda antarnegara.

A. PENGERTIAN

Saluran distribusi dan logistik internasional merupakan elemen penting dalam pemasaran global yang mencakup kegiatan menggerakkan produk atau jasa dari produsen ke konsumen lintas negara. Secara keseluruhan, penggunaan teknologi digital dalam saluran distribusi internasional tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga memperluas akses pasar. 

B. DEFINISI SALURAN DISTRIBUSI INTERNASIONAL

Berikut definisi saluran distribusi dan logistik internasional menurut para ahli:

1. Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2023)

Sebagai jaringan organisasi yang terlibat dalam proses perpindahan produk atau jasa dari produsen ke konsumen akhir di berbagai negara. 

2. Michael R. Czinkota dan Ilkka A. Ronkainen (2022)

Merupakan jalur yang digunakan oleh produsen untuk menyampaikan produk ke pasar global, yang melibatkan agen, grosir, dan perantara lainnya.

3. Dwi Agung (2022)

Sebagai sistem distribusi yang memfasilitasi pengiriman produk dari produsen ke konsumen di berbagai wilayah global, dengan mempertimbangkan perbedaan hukum dan budaya di negara tujuan.

4. Taufik Surya (2021)

Merupakan rangkaian proses yang mempermudah perpindahan barang dan jasa dari produsen di satu negara ke konsumen di negara lain.

5. Mahendra Yudha (2023)

Sebagai infrastruktur distribusi lintas negara yang menghubungkan produsen dan konsumen internasional. 

Secara umum, dari 5 definisi di atas menyoroti bahwa saluran distribusi dan logistik internasional adalah elemen kunci dalam menghubungkan produsen dengan konsumen di berbagai negara. 

C. KOMPONEN UTAMA SALURAN DISTRIBUSI INTERNASIONAL

Komponen-komponen ini meliputi : 

1. Produsen

Produsen bertanggung jawab atas kualitas produk, inovasi, dan penyesuaian produk agar sesuai dengan standar serta preferensi di berbagai negara. 

2. Distributor

Distributor bertindak sebagai perantara antara produsen dan pengecer atau konsumen akhir. 

3. Pengecer

Pengecer adalah pihak yang berada di garis depan dalam menjual produk langsung kepada konsumen akhir. Seperti toko fisik atau platform digital.

4. E-Commerce

Keuntungan utama e-commerce adalah fleksibilitas dan jangkauan pasar yang luas, di mana produsen dapat menjangkau konsumen yang berlokasi jauh tanpa harus mendirikan toko fisik.

D. PENGGUNAAN E-COMMERCE DALAM DISTRIBUSI INTERNASIONAL

E-commerce telah mengubah cara perusahaan mengakses pasar internasional dengan menyediakan:

1. Akses Pasar Global

2. Efisiensi Biaya

3. Analitik Data Real-Time

E. MARKETPLACE GLOBAL SEBAGAI PLATFORM DISTRIBUSI INTERNASIONAL

Marketplace global menjadi pilihan populer bagi perusahaan untuk menjual produk mereka secara internasional. Contohnya: Amazon, Alibaba, Shopee dan Tokopedia.

F. LOGISTIK INTERNASIONAL

Tantangan terbesar yang dihadapi adalah terkait dengan regulasi dan kepabeanan, yang seringkali berbeda di setiap negara. Perbedaan ini mempengaruhi proses impor dan ekspor barang, termasuk peraturan terkait bea cukai, pajak, hingga dokumen yang diperlukan dalam proses pengiriman. 

Beberapa permasalahan yang menjadi tantangan utama dalam Logistik Internasional :

1. Regulasi dan Kepabeanan

2. Infrastruktur

3. Biaya Pengiriman

Sebagai solusi modern atas beberapa permasalahan yang menjadi tantangan utama dalam Logistik Internasional:

1. Teknologi Blockchain

Blockchain memungkinkan setiap transaksi atau pergerakan barang tercatat secara permanen dan dapat diverifikasi oleh semua pihak yang terlibat tanpa memerlukan perantara, membuat pelacakan pengiriman lebih efisien karena data terkait status dan kondisi barang dapat diakses secara langsung (real-time).

2.  Sistem Otomasi dan IoT (Internet of Things)

Dengan penggunaan sensor IoT yang dipasang di kendaraan dan gudang, perusahaan dapat melacak suhu, kelembaban, dan keadaan barang lainnya secara real-time. Sensor ini memberikan data yang sangat akurat tentang kondisi barang.

3. Perusahaan Logistik Global

Perusahaan logistik global seperti DHL, FedEx, dan UPS telah mengintegrasikan teknologi AI untuk merencanakan rute yang optimal dan mengurangi waktu pengiriman.

G. PENGELOLAAN RANTAI PASOK SECARA EFISIEN

Penggunaan teknologi seperti sistem Enterprise Resource Planning (ERP)dan Internet of Things (IoT) memungkinkan pelacakan stok dan pengelolaan persediaan secara lebih akurat. Dengan cara ini, perusahaan dapat menanggapi perubahan pasar dengan lebih cepat dan mengoptimalkan pengeluaran untuk logistik dan distribusi. Penerapan konsep ini dalam manajemen rantai pasok dapat menciptakan nilai tambah, baik dalam hal kecepatan pelayanan maupun dalam hal efisiensi biaya yang dapat meningkatkan daya saing perusahaan di pasar global. Dengan memaksimalkan hal seperti :

1. Mengoptimalkan Stok

2. Peramalan Permintaan

3. Logistik Hijau




Rabu, 23 Oktober 2024

 SEGMENTASI DAN TARGET PASAR GLOBAL

Disusun oleh

Savira Novta Qutratuain (NIM 22010005)

Mahasiswi Program Manajemen - STIE MBI

Mata Kuliah : Manajemen Pemasaran Internasional
Dosen : Eko Yulianto, ST, MM

Memahami Segmentation, Targeting, dan Positioning Produk dalam Bisnis -  Xendit

Abstrak

Umumnya, jika suatu perusahaan ingin mendapatkan penjualan dari barang atau jasa yang mereka ciptakan maka diperlukan proses kegiatan pemasaran. Persaingan yang ada di dalam duania bisnis yang semakin ketat, akan menjadikan keharusan bagi setiap perusahaan untuk menentukan kebijakan yang tepat agar mampu mendorong tujuan dan keinginan perusahaan. Hal ini diperlukan analisis strategi yang tepat bagi perusahaan dengan adanya strategi STP yang disebut dengan segmenting, targeting dan positioning. Strategi Segmenting dalam pemasaran global dengan cara menetapkan ukuran segmen, melakukan pertumbuhan segmen, mengetahui biaya dalam menggunakan segmen, melakukan kesesuaian, mengetahui posisi persaingan. Strategi targeting dalam pemasaran global dengan cara konsentrasi pasar tunggal, spesialisasi produk, spesialisasi selektif, cakupan total. Tahapan mengembangkan strategi positioning dengan cara identifikasi keunggulan kompetitif, menciptakan keunggulan, dan mengevaluasi reaksi pasar sasaran.

Kata Kunci: Segmenting, Targeting, Positioning, Pemasaran Global.

-----

I. PENDAHULUAN

Umumnya, jika suatu perusahaan ingin mendapatkan penjualan dari barang atau jasa yang mereka ciptakan maka diperlukan proses kegiatan pemasaran. Hal ini dilakukan karena kegiatan pemasaran merupakan hal yang wajib dilakukan oleh setiap perusahaan agar produk atau jasa yang diciptakan bisa dikenal oleh masyarakat luas dan tujuan yang diinginkah oleh perusahaan akan tercapai. Sebelum perusahaan menciptakan suatu produk, terlebih dahulu pihak manajemen pemasaran harus memahami kondisi suatu pasar dan mengetahui apa yang diinginkan oleh konsumen. Pada saat globalisasi seperti sekarang ini, hal persaingan antar sesame pebisnis tidak dapat dihindarkan lagi, karena Ketika produk yang kita buat laku untuk dipasarkan maka akan muncul pesaing untuk memasarkan produk mereka juga. Maka, manajemen perusahaan harus memahami bagaimana peluang dan ancaman yang akan terjadi ke depannya melalui faktor internal ataupun eksternal. (Rusdi, 2019)

Persaingan yang ada di dalam duania bisnis yang semakin ketat, akan menjadikan keharusan bagi setiap perusahaan untuk menentukan kebijakan yang tepat agar mampu mendorong tujuan dan keinginan perusahaan, dan kegiatan perusahaan akan tetap terjalankan. Suatu perusahaan dapat dikatakan baik apabila mereka menciptakan keberlanjutan di masa yang akan dating untuk kegiatan yang mereka lakukan, serta mampu menjadikan kondisi yang baik bagi perusahaan bukan hanya sekedar bertahan disitu saja. Maka, tugas perusahaan bukan sekedar untuk mencari konsumen, tetapi bagaimana caranya agar mampu mempertahankan konsumen yang telah ada, dan konsumen tersebut tetap setia kepada produk yang diciptakan oleh perusahaan. Dalam menjalankan bisnis, tidak hanya sekedar untuk mendapatkan keuntungan tapi bagaimana cara agar bisnis yang dijalankan mampu terus meningkat dan mengalani peningkatan di setai waktu. Hal ini diperlukan analisis strategi yang tepat bagi perusahaan dengan adanya strategi STP yang disebut dengan segmenting, targeting dan positioning.

Pada era globalisasi sekarang ini, sangat diperlukan strategi pemasaran agar mampu bersaing dengan kompetitor yang lain untuk meningkatkan hasil penjualan produk yang diciptakan. Setiap konsumen tantu memiliki keingan produk yang berbeda, maka perlu dilakukan kegiatan pengelompokan setiap konsumen yang memiliki selera sama, hal tersebut dilakuan dengan analisis strategi STP. (Mujahidin & Khoirianingrum, 2019).

---

II. PEMBAHASAN

Segmenting

Adapun pendapat dari Kotler (1995) menjelaskan bahwasannya segmenting merupakan sesuatu kegiatan supaya dapat mengidentifikasikan serta membagi pembeli ataupun konsumen dalam kriteria yang telah ditentukan supaya dapat dilakukan pengelompokkan untuk ciri tertentu. Pengelompokkan itu memiliki tujuan dengan adanya pelayanan yang sesuai bagi kriteria yang dimiliki bagi konsumen, melalui sebuah program dalam pemasaran yang strategis.

Ada pula pendapat dari Boyd (1996:194) menjelaskan bahwasannya segmenting dalam pasar merupakan suatu langkah yang dimana pasar memiliki kebutuhan serta larakteristik serupa yang bisa mengarahkan mereka agar dapat respon tawaran produk/jasa serta program dalam pemasaran strategis tertentu bagi cara yang serupa. Segmentasi biasanya juga sering dipakai dalam target pasar dan juga posisi pasar yang merupakan proses selanjutnya dari proses STP ( segmentation, targeting, positioning) bagi strategi dalam pemasaran.

Strategi Segmenting Dalam Pemasaran Global

Menurut Rismiati dan Suratno, 2001. Bahwa terdapat beberapa faktor yang perlu diparhatikan sebelum melakukan penetapan target pasar (segmenting) , yaitu : (Sinurat, 2009)

  1. a)  Menetapkan Ukuran Segmen

    Dalam melakukan penetapan ukuran segmen yang akan dituju oleh perusahaan, maka diperlukan beberapa faktor penting yang akan menjadi signal keputusan yang akan dilakukan oleh perusahaan. Jaka segmen tersebut mampu meningkatkan penjual perusahaan maka hal itu akan dilaksanakan, namun apabila segmen tidak memberikan hasil volume penjualan apapun maka hal itu harus ditinggalkan.

  2. b)  Melakukan Pertumbuhan Segmen
    Ketika segmen yang ada hanya segmen yang kecil bukan menjadikan tolek ukur bahwa segmen tersebut tidak akan berkembang, namun perusahaan harus berusaha semaksimal mungkin agar hal itu bisa berkembang dimasa yang akan dating.

  3. c)  Mengetahui Biaya Dalam Menggunakan Segmen
    Apabila ingin menggunakan suatu segmen harus terlebih dahulu melihat berapa banyak biaya yang akan dikeluarkan, Ketika suatu segmen tidak memiliki kecocokan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh perusahaan maka lebih baik hal tersebut tidak dilakukan.

  4. d)  Melakukan Kesesuaian
    Dalam melakukan segmen harus terlebih dahulu melihat dampak dari segmen tersebut untuk masa yang akan dating. Melakukan segmen harus sesuai dengan tujuan perusahaan dan sumber daya yang ada diperusahaan juga mampu menjalankan segmen tersebut.

  5. e)  Mengetahui Posisi persaingan
    Berbagai segmen tentunya memiliki potensi yang berbeda, ada segmen yang bisa meningkatkan laba perusahaan dan ada juga yang tidak memberikan dampak apa apa kepada perusahaan. Apabila hanya sedikit persaingan maka segmen tersebut akan lebih mudah untuk dimasuki.

    Sedangkan langkah bagi pelaksanaan segmentasi dalam pasar yang dibutuhkan beberapa metode yang beda, salah satunya metode bagi pelaksanaan segmenrasi pasar yaitu dengan cara membedakan segmen pasar yang berdasarkan 4 (empat) kategori, yaitu: (Agustim, 2017)

  1. a)  Geografis

    Segmentasi geografi akan membagikan pasar dalam beberapa bagian geografi yang beda seperti negara bagian, wilayah, kota dan juga pedesaan yang dilihat sangat berpotensi serta dapat menguntungkan.

  2. b)  Demografis
    Bagi segmentasi demografi, pasar telah dibagi kedalam beberapa grup kedalam pembagian usia, jenis kelamin, tingkat penghasilan, tingkat pendidikannya serta agama guna untuk mempermudah jangkauan serta relative lebih murah dalam pengidentifikasian pasar dalam sasaran, informasi demografi dalam berikan insight tentang trend sedang terjadi, walaupun tidak bisa dipaki dalam meramalkan perilaku pada konsumen namun penggunaan informasi demografis itu bisa mengetahui sebuah perubahan permintaan aneka dalam produk dan juga bisa dipakai dalam pengevaluasian kampanye bagi pemsaran.

c) Psikografi

Didalam sebuah segmentasi psikografis itu bahwasannya konsumen bisa di observasi kedalam kelas social (social class), gaya hidup (lifestyle), nilai dalam kehidupan yang telah dipercayai (value), serta kerpribadian (personality).

d) Segmentasi

Perilaku segmentasi konsumen terbagi kedalam beberapa bagian yaitu pengetahuan, sikap, pemakaian, serta tanggapan terhadap suatu produk. Banyaknya pemasaran yakin bahwasannya variabel perilaku kejadian, manfaat, status, pemakai, tingkatan pemakaian serta status kesitiaan dan juga tahapan dalam kesiapan pembelian dan sikap merupakan bagian titik awal yang terbaik didalam pembentukan segmen pasar.

Pada intinya, segmentasi pasar atau market segmentation adalah tindakan untuk membagi target pasar menjadi kelompok-kelompok yang lebih spesifik.

Segmentasi ini menciptakan himpunan pasar berdasarkan demografi, kebutuhan, prioritas, dan kriteria psikografis atau perilaku lainnya yang dapat digunakan untuk lebih memahami target audiens. 

perencanaan strategi bisnis

  1. Meningkatkan daya saing dan memperluas jangkauan pasar

  2. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas waktu serta biaya

  3. Meningkatkan retensi (keberlangsungan) hubungan dengan pelanggan dalam jangka waktu yang lebih panjang

  4. Segmentasi pasar bisa meningkatkan penjualan karena lebih menargetkan audiens dengan potensi penjualan yang paling besar

  5. Membuat perencanaan strategi & target utama penjualan lebih terfokus serta lebih mudah untuk dilakukan karena sudah teratur

    Adapun beberapa dasar atau jenis-jenis segmentasi pasar adalah sebagai berikut:

    1. Segmentasi Geografis (Geographic Segmentation)

    Menurut Appsensi, segmentasi geografis merupakan segmentasi pasar yang dinilai paling mudah.

    Strategi ini menciptakan kelompok sasaran pelanggan yang berbeda berdasarkan batas geografis (lokasi).

    Karena pelanggan potensial memiliki preferensi, kebutuhan, dan minat yang berbeda berdasarkan kondisi geografis mereka, memahami iklim dan wilayah geografis kelompok pelanggan dapat membantu menentukan di mana tempat yang paling sesuai untuk menjual produk, melakukan pemasaran, dan memperluas bisnis Anda.

    Di dunia nyata, contoh pengaplikasian segmentasi ini adalah sebagai berikut:

    Anda adalah seorang pemilik brand pakaian yang menawarkan berbagai produk mulai dari pakaian olahraga hingga jaket stylish sehari-hari.

    Anda bisa membuat segmen di mana produk seperti jaket hanya diperlihatkan kepada konsumen yang tinggal di daerah pegunungan/daerah dingin.

    Masyarakat di wilayah tersebut akan cenderung lebih banyak memakai jaket dibanding daerah panas, di mana baju berbahan tipis yang sejuk, misalnya, pasti akan lebih disukai.

    2. Segmentasi Demografis (Demographic Segmentation)

    Strategi segmentasi demografis mengurutkan pasar berdasarkan elemen demografis seperti usia, pendapatan, pendidikan, ras, jenis kelamin, ukuran keluarga, pekerjaan, kebangsaan, dan masih banyak lagi.

    Segmentasi ini merupakan salah satu bentuk segmentasi yang paling sederhana dan paling umum digunakan karena produk dan layanan apa yang kita beli, bagaimana kita menggunakan produk-produk itu, dan seberapa banyak kita rela membelanjakan uang kita untuk sebuah produk sering kali didasarkan pada faktor-faktor demografis.

    Contoh segmentasi pasar yang paling jelas di sini, tentunya, adalah jenis kelamin.

    Jika Anda menjual produk kecantikan tanpa melakukan segmentasi ketika mengiklankan produk, artinya iklan tersebut akan diperlihatkan juga kepada kaum pria.

    Walaupun bisa saja kaum pria ada yang tertarik membeli, tentu iklan akan menghasilkan penjualan yang lebih banyak jika hanya ditargetkan untuk audiens wanita.

    Contoh berikutnya pengelompokkan berdasarkan usia.

    Misalnya, jika Anda menjual produk untuk kebutuhan bayi & balita, target segmen yang paling tepat tentu adalah yang berada di jangka usia baru menikah atau baru berkeluarga (20-35 tahun, misalnya).

    Bayangkan jika Anda mengiklankan produk juga kepada audiens remaja atau bahkan anak-anak.

    Tentu tidak mungkin mereka akan membeli produk tersebut.

    3. Segmentasi Firmografi (Firmographic Segmentation)

    Segmentasi firmografi mirip dengan segmentasi demografis.

    Perbedaannya adalah demografi lebih mengacu pada individu, sedangkan firmografi mengacu pada organisasi atau perusahaan.

    Segmentasi firmografi akan mempertimbangkan hal-hal seperti ukuran perusahaan dan jumlah karyawan, dan kemudian akan menggambarkan bagaimana agar Anda dapat menangani bisnis kecil yang berbeda dengan penanganan terhadap perusahaan korporasi.

    Contoh, Anda adalah perusahaan pembuat software/perangkat lunak untuk manajemen karyawan.

    Tentu akan lebih bijak jika Anda menargetkan produk kepada perusahaan-perusahaan menengah ke atas, dibanding jika bisnis rumahan atau kecil-kecilan menjadi target Anda.

    4. Segmentasi Perilaku (Behavioral Segmentation)

    Segmentasi perilaku membagi pasar berdasarkan perilaku dan pola pengambilan Keputusan, seperti pembelian, konsumsi, tingkah laku, dan penggunaan.

    Misalnya, pembeli dari usia muda mungkin cenderung lebih sering membeli makanan dengan tampilan yang unik, sementara kelompok konsumen yang lebih tua mungkin cenderung membeli makanan sehat.

    Mengelompokkan pasar berdasarkan perilaku pembelian semacam ini memungkinkan Anda atau marketer untuk dapat mengembangkan pendekatan yang lebih tertarget.

    Contoh dari segmentasi ini adalah yang terkait dengan loyalitas terhadap sebuah brand.

    Jika Anda memiliki konsumen yang secara bangga mengkoleksi produk Anda, misalnya, Anda bisa menargetkan mereka untuk terlebih dahulu mendapat info ketika Anda meluncurkan produk baru.

    Dengan demikian, tingkat loyalitas pun akan terus terjaga sehingga secara perlahan rasa “bangga” ini pun pasti akan menular ke orang lain, dan brand Anda akan bisa terus mendapatkan penggemar-penggemar baru.

    5. Segmentasi Psikografis (Psychographic Segmentation)

    Segmentasi psikografis memperhitungkan aspek psikologis perilaku konsumen dengan membagi pasar sesuai dengan ciri-ciri kepribadian, gaya hidup, pendapatan, dan minat konsumen.

    Contohnya jika Anda menjual produk apparel olahraga, buat segmentasi market di mana Anda menargetkan individu-individu yang hobi berolahraga.

    Pasar besar seperti yang ditargetkan oleh perusahaan peralatan olahraga umumnya menggunakan segmentasi psikografis ketika mengelompokkan pelanggan mereka ke dalam kategori orang yang peduli dengan hidup sehat dan kebiasaan berolahraga.

    Pengelompokkan yang akurat seperti ini akan memastikan produk Anda menarik perhatian konsumen yang tepat, yang memiliki kemungkinan lebih besar untuk membeli di kemudian hari.

Targeting

5 Cara dan Tips Mengenali Target untuk Produk Bisnis

Menurut Kasali, Targeting merupakan proses kegiatan pengevaluasian serta proses dalam melakukan penempatan segmen pasar yang tepat melalui proses segmentasi. Dalam menetapkan target pasar dan calon konsumen (targeting) dilakukan dengan cara melakukan pencocokan reaksi terhadap pasar untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, mengetahui kemampuan konsumen dalam membeli produk, serta mengetahui keterbatasan yang kondumen miliki. Jadi Targeting merupakan suatu proses evaluasi dari hasil segmentasi yang telah dilakukan kemudian dilakukan pemilihan sesuai dengan kriteria konsumen yang diinginkan, karena dengan adanya targeting menjadi sebuah jawaban untuk memilij, menyeleksi bakal calon konsumen, serta mempermudah perusahaan dalam memiliki pasar.

Definisi dari targeting menurut Keegan dan Green (2008) yaitu proses langkah daei pengevaluasian segmentasi serta pemfokusan strategi pemasaean bagi negqra, provinsi, dan juga sekelompok orang yang berpotensi memberikan respon. Target pasar bisa dijelaskan sebagau kegiatan yang berisi serta dapat menilai dan juga memilih satu atau bisa lebih dari segmen pasar yang akan dimasuki bagi perusahaan.(Wijaya & Sirine, 2016).

Strategi Targeting Dalam Pemasaran Global

Penargetan adalah aktivitas yang menjangkau, mengevaluasi, dan memilih satu atau lebih segmen pasar di mana perusahaan dapat berpartisipasi. Ketika sebuah perusahaan ingin menentukan segmen pasar mana yang akan dimasukinya, langkah pertama yang dilakukan adalah menghitung dan memperkirakan bagi hasil dari berbagai segmen yang ada. Jadi, dalam hal ini, pemasar harus memiliki pemahaman yang sangat baik tentang teknik pengukuran potensi pasar dan peramalan permintaan di masa depan. Teknik-teknik yang digunakan sangat membantu saat memilih target pasar, sehingga pemasar dapat menghindari kesalahan yang terjadi atau setidaknya menguranginya seminimal mungkin dalam praktiknya. Untuk tujuan ini, perusahaan harus membagi pasar menjadi segmen pasar utama, setelah itu setiap segmen pasar dievaluasi, dipilih dan segmen tertentu diterapkan sebagai target. Pada kenyataannya, perusahaan dapat menempuh salah satu dari lima strategi penetrasi pasar (Lubis, 2004), yaitu:
  1. a)  Konsentrasi pasar tunggal, yaitu. perusahaan dapat memusatkan aktivitasnya pada sebagian pasar. Biasanya perusahaan kecil membuat pilihan ini.

  2. b)  Spesialisasi produk, perusahaan memutuskan untuk memproduksi satu jenis produk. Misalkan sebuah perusahaan memutuskan untuk hanya membuat mesin tik elektronik untuk sekelompok pelanggan.Spesialisasi pasar, misalnya sebuah perusahaan memutuskan untuk membuat segala macam mesin tik, tetapi diarahkan untuk kelompok pelanggan yang kecil.

  3. c)  Spesialisasi selektif, suatu perusahaan terlibat dalam berbagai bisnis yang tidak terkait satu sama lain kecuali bahwa setiap bisnis menawarkan peluang yang menarik.

d)  Cakupan total, yang umumnya lebih baik dimanfaatkan daripada pasar industri yang lebih besar. Mereka menawarkan setiap orang produk sesuai dengan daya beli mereka

Positioning

Positioning strategy: How to drive growth in 2024

Positioning merupakan sebuah langkah dari tindakan dalam merancang penawaran serta citra dari perusahaan supaya bisa nempati suatu posisi yang kompetitif yang bermanfaat serta berbeda bagi benak pelanggan sasaran. Pendapat dari Kartajaya (2009), menjelaskan bahwasannya positioning yaitu sebuah proses dalam penempatan keberadaan dari konsumen dalam benak pelanggan. Hasil dari akhir positioning merupakan terciptanya proporsi dari nilai yang sesuai, serta menjadi sebuah alasan dari pelanggan untuk membelinya.(Sinurat, 2009)

Kemudian, Tjiptono (2008) berpendapat bahwa ada beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai indikator dalam melakukan positioning yang harus mampu dilakukan oleh perusahaan untuk melakukan kegiatan pemasaran produk agar tepat sasaran. Adapun positioning yang dimaksud, yaitu :

  1. a)  Positioning yang dilakukan melalui atrubut yang ada di suatu produk yang dikaitkan

    antara atribut, produk, dan manfaatnya bagi konsumen.

  2. b)  Positioning yang dilaksanakan berdasarkan harda dan kualitas produk. Jadi

    perusahaan menjual produk dengan harga yang tinngi karena kualitas produk tersebut juga tinggi. Bagitu juga sebaliknya, apabila harga produk yang rendah maka kualitasnya juga rendah.

  3. c)  Positioning yang dijalankan dengan menggunakan aplikasi, jadi kegiatan ini dilakukan dengan melakukan pemasaran pada sekumpulan organisasi yang menggunakan produk tersebut.

  4. d)  Positioning yang didasarkan oleh pemakaian produk. Jadi hal ini disesuaikan dengan karekter konsumen yang memakai produk itu.

  5. e)  Positioning yang didasarkan oleh tingkat kelas tertentu. Kegiatan pemasaran yang dilakukan sesuai dengan tingkatan kelas atau kualitas produk.

  6. f)  Positioning yang dilihat melalui pesaing/persaingan. Maka suatu perusahaan harus mampu bersaing secara sehat dan berani berhadapan dengan competitor yang lainnya.

  7. g)  Positioning yang dilihat melalui manfaatnya. Hal ini melibatkan bahwa produk yang diciptakan harus menjadi pemimpin akan produk yang lain karena kualitas dan manfaatnya yang tidak diragunakan lagi.

    Strategi Targeting Dalam Pemasaran Global

    Penargetan adalah aktivitas yang menjangkau, mengevaluasi, dan memilih satu atau lebih segmen pasar di mana perusahaan dapat berpartisipasi. Ketika sebuah perusahaan ingin menentukan segmen pasar mana yang akan dimasukinya, langkah pertama yang dilakukan adalah menghitung dan memperkirakan bagi hasil dari berbagai segmen yang ada. Jadi, dalam hal ini, pemasar harus memiliki pemahaman yang sangat baik tentang teknik pengukuran potensi pasar dan peramalan permintaan di masa depan. Teknik-teknik yang digunakan sangat membantu saat memilih target pasar, sehingga pemasar dapat menghindari kesalahan yang terjadi atau setidaknya menguranginya seminimal mungkin dalam praktiknya. Untuk tujuan ini, perusahaan harus membagi pasar menjadi segmen pasar utama, setelah itu setiap segmen pasar dievaluasi, dipilih dan segmen tertentu diterapkan sebagai target. Pada kenyataannya, perusahaan dapat menempuh salah satu dari lima strategi penetrasi pasar (Lubis, 2004), yaitu:

    1. a)  Konsentrasi pasar tunggal, yaitu. perusahaan dapat memusatkan aktivitasnya pada sebagian pasar. Biasanya perusahaan kecil membuat pilihan ini.

    2. b)  Spesialisasi produk, perusahaan memutuskan untuk memproduksi satu jenis produk. Misalkan sebuah perusahaan memutuskan untuk hanya membuat mesin tik elektronik untuk sekelompok pelanggan.Spesialisasi pasar, misalnya sebuah perusahaan memutuskan untuk membuat segala macam mesin tik, tetapi diarahkan untuk kelompok pelanggan yang kecil.

    3. c)  Spesialisasi selektif, suatu perusahaan terlibat dalam berbagai bisnis yang tidak terkait satu sama lain kecuali bahwa setiap bisnis menawarkan peluang yang menarik.

    4. d)  Cakupan total, yang umumnya lebih baik dimanfaatkan daripada pasar industri yang lebih besar. Mereka menawarkan setiap orang produk sesuai dengan daya beli mereka

    Strategi Positioning Dalam Pemasaran Global

    Penentuan posisi pasar (positioning) merupakan strategi yang bertujuan untuk menduduki posisi dibenak konsumen sehingga strategi ini bertujuan untuk membangun kepercayaan, keyakinan dan kompetensi pelanggan serta untuk membedakan diri dari para pesaingnya.

    Menurut Solomon dan Elnora (2003:235), positioning adalah "pengembangan strategi pemasaran yang ditujukan untuk mempengaruhi bagaimana segmen pasar tertentu mempersepsikan barang atau jasa relatif terhadap pesaing". Ada beberapa posisi yang bisa dilakukan:(Priangani, 2013)

    1. a)  Investasi karena perbedaan produk

      Pendekatan ini dapat digunakan ketika produk perusahaan lebih unggul dalam persaingan dan konsumen benar-benar perlu merasakan perbedaan dan manfaatnya.

    2. b)  Investasi berdasarkan fitur produk atau manfaat produk

      Pendekatan ini bertujuan untuk menentukan fitur apa saja yang dimiliki produk dan apa manfaat yang dirasakan konsumen dari produk tersebut.

    c) Pemeringkatan berdasarkan pengguna produk
    Pendekatan ini hampir sama dengan penargetan, yang lebih berfokus pada pengguna produk.

    1. d)  Penempatan berdasarkan penggunaan produk
      Pendekatan ini digunakan dengan membedakan kapan produk tersebut dikonsumsi.

    2. e)  Positioning berdasarkan pesaing
      Pendekatan ini digunakan dengan membandingkan keunggulan pesaing sehingga konsumen dapat memutuskan produk mana yang lebih baik.

    3. f)  Penempatan dalam kategori produk
      Pendekatan ini digunakan untuk bersaing secara langsung dalam kategori produk, terutama untuk memecahkan masalah yang sering dihadapi pelanggan.

    4. g)  Positioning berdasarkan asosiasi
      Pendekatan ini menggabungkan produk yang dihasilkan dengan asosiasi milik produk lain. Saya berharap beberapa asosiasi ini dapat memberikan citra positif terhadap produk yang dibuat oleh perusahaan.

    5. h)  Penempatan berbasis masalah
      Pendekatan ini digunakan untuk menunjukkan kepada konsumen bahwa produk yang ditawarkan memiliki posisi untuk dapat memecahkan masalah.

    Tahapan mengembangkan strategi positioning adalah:

    1. a)  Identifikasi keunggulan kompetitif: Jika sebuah perusahaan dapat mengidentifikasi posisinya sendiri sebagai nilai superior untuk tujuan yang dipilih, ia akan memperoleh keunggulan komparatif.

    2. b)  Jika perusahaan menawarkan produk yang menciptakan keunggulan kompetitif, perusahaan harus memberikan alasan mengapa pelanggan merasa bahwa produk perusahaan lebih baik dari pesaingnya.

c)  Perusahaan harus mengevaluasi reaksi pasar sasaran untuk dapat mengubah strateginya jika diperlukan.


III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam menjalankan bisnis, tidak hanya sekedar untuk mendapatkan keuntungan tapi bagaimana cara agar bisnis yang dijalankan mampu terus meningkat dan mengalani peningkatan di setai waktu. Hal ini diperlukan analisis strategi yang tepat bagi perusahaan dengan adanya strategi STP yang disebut dengan segmenting, targeting dan positioning.
Strategi Segmenting dalam pemasaran global dengan cara menetapkan ukuran segmen, melakukan pertumbuhan segmen, mengetahui biaya dalam menggunakan segmen, melakukan kesesuaian, mengetahui posisi persaingan. Kemudian membedakan segmen pasar yang berdasarkan 4 (empat) kategori, yaitu : Geografis, Demografis, Psikografi, Segmentasi. Terdapat beberapa strategi targeting dalam pemasaran global yaitu : konsentrasi pasar tunggal, spesialisasi produk, spesialisasi selektif, cakupan total.
Adapun beberapa posisi yang bisa dilakukan dalam pemasaran global, yaitu dengan cara Investasi karena perbedaan produk, Investasi berdasarkan fitur produk atau manfaat produk, Pemeringkatan berdasarkan pengguna produk, Penempatan berdasarkan penggunaan produk, Positioning berdasarkan pesaing, Penempatan dalam kategori produk, Positioning berdasarkan asosiasi, Penempatan berbasis masalah.

B. Saran

Setiap perusahaan perlu menetapkan Strategi STP agar bisa ikut bersaing dengan pasar Global.


IV. DAFTAR PUSTAKA

http://repository.itbwigalumajang.ac.id/1284/2/Abstrak_watermark.pdf
https://www.sribu.com/id/blog/segmentasi-pasar/
journal.literasisains.id/index.php/MAMEN