Kamis, 13 Oktober 2022

INOVASI DALAM MENEMBUS PASAR BISNIS DI ERA DIGITAL


Di susun oleh 

Savira Novta Qutratuain (NIM 22010005)

Mahasiswi Program Manajemen - STIE MBI


Mata Kuliah : Dasar Dasar Bisnis

Dosen : Eko Yulianto, ST, MM


I. PENDAHULUAN

    Perkembangan teknologi semakin cepat dan pesat, khususnya teknologi informasi dan komunikasi. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi di era modern ini, segala sektor di aspek kehidupan kita terkena dampaknya. Tanpa terkecuali dunia bisnis, sebagai salah satu bidang yang krusial dan memiliki peranan penting dalam masyarakat, bisnis juga ikut bertransformasi mengikuti pola digitalisasi. Alasan lain yang juga mendorong para pebisnis untuk mengambil langkah digital yaitu dampak dari pandemi Covid-19 yang mau tak mau telah membuat kita dibatasi oleh sekat dalam beraktivitas. Kecanggihan teknologi menjadi jalan solutif yang membantu produsen dan konsumen untuk saling berinteraksi.


Latar Belakang

    Pada era digital seperti sekarang ini produk-produk baru banyak sekali bermunculan. Internet banyak dipilih sebagai media untuk para produsen mengenalkan produk-produknya. Bermunculannya produk-produk yang serupa tentu saja akan menghasilkan persaingan yang tidak dapat bisa dihindari. apabila masih ingin tetap bisa bersaing di dalam pasar, para pelaku harus mendesain dan memodifikasi kembali strategi bersaing yang akan di gunakannya. 

        Seperti yang telah kita ketahui bahwa pasar global tidak hanya menghasilkan persaingan yang lebih ketat tetapi juga lebih tidak berpola dan kompleks dengan di warnai perkembangan teknologi informasi yang pesat, sebagai pasar persaingan sempurna. Larsen, P and Lewis, A, (2007) menyatakan bahwa “salah satu karakter yang sangat penting dari wirausahawan adalah kemampuannya berinovasi. Tanpa adanya inovasi perusahaan tidak akan dapat bertahan lama. Hal ini disebabkan kebutuhan, keinginan, dan permintaan pelanggan berbah-ubah. Pelanggan tidak selamanya akan mengkonsumsi produk yang sama. Pelanggan akan mencari produk lain dari perusahaan lain yang dirasakan dapat memuaskan 2 kebutuha mereka. Untuk itulah diperlukan adanya inovasi terus menerus jika perusahaan akan berlangsung lebih lanjut dan tetap berdiri dengan usahanya. 



II. PEMBAHASAN


BAB I. Pengertian dan Definisi Inovasi, Bisnis, Inovasi Bisnis dan Bisnis Diera Digital




a. Pengertian Inovasi
Inovasi ialah sebuah gagasan baru yang diterapkan untuk memprakarsai atau memperbarui suatu produk atau proses dan jasa. Inovasi ialah sebuah ide, gagasan, ojek, dan praktik yang dilandasi dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau pun kelompok tertentu untuk diaplikasikan atau pun diadopsi.

b. Definisi Inovasi
Definisi inovasi sendiri berbeda-beda tergantung dari pendekatan yang digunakan. Menurut Drucker (2012) dalam Makmur dan Thahier (2015), inovasi adalah alat spesifik bagi perusahaan dimana dengan inovasi dapat mengeksplorasi atau memanfaatkan perubahan yang terjadi sebagai sebuah kesempatan untuk menjalankan suatu bisnis yang berbeda. Hal ini dapat dipresentasikan sebagai sebuah disiplin, pembelajaran, dan dipraktekkan.

c. Pengertian Bisnis
Bisnis adalah serangkaian usaha yang dilakukan individu atau kelompok dengan menawarkan barang dan jasa untuk mendapatkan keuntungan (laba). Arti bisnis juga bisa didefinisikan sebagai menyediakan barang dan jasa guna untuk kelancaran sistem perekonomian

d. Definisi Bisnis
Bisnis adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu dan sekelompok orang (organisasi) yang menciptakan nilai (create value) melalui penciptaan barang dan jasa (create of good and service) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan memperoleh keuntungan melalui transaksi.

e. Inovasi Bisnis
Menurut Racounter, inovasi bisnis adalah ketika sebuah perusahaan memperkenalkan proses, layanan, atau produk baru yang dapat membawa perubahan positif bagi keberlangsungannya. Inovasi sendiri tidak terbatas pada mengkreasikan suatu hal yang baru. Meningkatkan kualitas produk, layanan, atau proses yang sudah ada pun termasuk bentuk inovasi.

f. Bisnis di Era Digital
Dalam arti yang lebih luas, digital business adalah bisnis yang memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk menciptakan sebuah produk maupun memasarkannya. Biasanya penjualan produk untuk usaha digital dilakukan secara online dengan memanfaatkan media-media digital terutama internet.

BAB II. Tujuan, Manfaat, dan Pengaruh Inovasi Dalam Bisnis Digital




a. Tujuan
Tujuan dari inovasi yaitu untuk membuat suatu perusahaan tetap “hidup”. Baik itu dengan menambah value baru bagi bisnis atau meningkatkan perkembangan hingga produktivitas.

b. Manfaat
Memperbaiki dan Meningkatkan Kualitas Produk atau Layanan Jasa. Kehidupan bisnis akan terus berubah seiring berjalannya waktu. Dalam hal ini, inovasi bertujuan untuk membantu manusia dalam terus meningkatkan kualitas produk dan layanan jasa agar sesuai dengan kebutuhan zaman.

c. Pengaruh 

Inovasi berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan, inovasi dapat memediasi pengaruh pembelajaran organisasi terhadap kinerja perusahaan. Penelitian ini dapat membuktikan secara empiris bahwa peran inovasi sangatlah penting dalam upaya penerapan budaya pembelajaran organisasi sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

BAB III. Dampak Baik dan Buruk nya Inovasi dalam Bisnis Digital Bagi Kemajuan Sebuah Negara




Dalam setiap hal pastinya terdapat dampak yang akan berlangsung, baik itu positif maupun negatif. Berikut merupakan Dampak Baik dan Buruknya Inovasi dalam Bisnis Digital Bagi Kemajuan Sebuah Negara.

a) Dampak Baik
 
  1. Semakin mudah mengakses informasi dan berkomunikasiKemajuan teknologi seperti televisi, telepon genggam (HP), bahkan internet bukan hanya melanda masyarakat kota, namun juga telah dapat dinikmati oleh masyarakat di pelosok-pelosok desa. Akibatnya, segala informasi baik yang bernilai positif maupun negatif, dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat. 
  2. Terjadinya efisiensi dan efektifitas produksi. Industri memiliki kemungkinan untuk efisiensi dan efektifitas produksi dengan biaya yang tidak lagi mahal. Sehingga ada sisa biaya yang dapat dialokasikan ke kebutuhan lain yang tidak melibatkan banyak unsur teknologi.
  3. Peningkatan pendapatan nasional. Industrialisasi memungkinkan negara-negara mengoptimalkan sumber daya mereka yang mulai berkurang. Industrialisasi meningkatkan kuantitas dan kualitas akan barang-barang yang diproduksi suatu perusahaan. Inilah yang membuat kontribusi lebih besar pada produk nasional bruto atau Gross National Product (GNP).
  4. Standar hidup yang lebih tinggi. Dalam masyarakat industri, tenaga kerja lebih berharga. Apabila produktivitas lebih tinggi maka pendapatan individu meningkat.
  5. Stabilitas ekonomi. Negara yang bergantung pada produksi dan ekspor bahan mentah saja tidak dapat mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang cepat. Permintaan yang terbatas dan fluktuatif akan produk pertanian dan bahan mentah didukung ketidakpastian alam akan menghambat kemajuan ekonomi. Kemajuan ekonomi yang terhambat mengarah pada ekonomi yang tidak stabil atau tidak aman.
  6. Peningkatan neraca pembayaran. Industrialisasi mengubah pola perdagangan luar negeri di dalam suatu negara. Peningkatan ekspor barang-barang manufaktur lebih menguntungkan dalam valuta asing. Pada saat yang sama memproses bahan mentah di dalam negeri akan membatasi imporbarang sehingga menghemat devisa. Dampak orientasi ekspor dan substitusi impor dari industrialisasi membantu meningkatkan neraca pembayaran.
  7. Menstimulasi kemajuan sektor lainIndustrialisasi mendorong kemajuan sektor-sektor ekonomi  lainnya. Perkembangan pada satu industri berdampak pada pengembangan dan perluasan industri terkait.
  8. Peningkatan peluang kerja. Industrialisasi memberikan peningkatan kesempatan kerja pada industri skala kecil dan besar. Industri menyerap pekerja yang menganggur dan pengangguran dari sektor pertanian sehingga meningkatkan pendapatan masyarakat.
  9. Spesialisasi pekerja lebih besar. Industrialisasi membuka jalan pada tenaga kerja khusus atau tenaga kerja ahli untuk lebih dikenal. Pembagian kerja ini meningkatkan produk nilai marjinal tenaga kerja. Tenaga kerja khusus lebih menguntungkan. Pendapatan sektor pekerja diindustri rata-rata akan lebih tinggi daripada pekerja di sektorpertanian.

b) Dampak Buruk

  1. Investasi SDM yang tidak murah dan minim. Perusahaan yang ingin menggunakan sistem otomatisasi dan juga teknologi tinggi tentunya harus memiliki sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dan keterampilan untuk bisa menggunakan sarana canggih tersebut. Oleh karena itu, perusahaan harus rela mengeluarkan dana untuk investasi dalam memberikan pelatihan keterampilan dan juga sertifikasi pada karyawan yang sudah dimiliki atau siap memberikan gaji yang layak dan lebih tinggi bagi tenaga kerja yang memiliki keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan perusahaan.
  2. Dampak teknologi terhadap lingkungan. Selama manusia menggunakan mesin untuk bekerja maka kebutuhan energi akan tetap tinggi dan hingga sekarang belum ada sumber energi yang mencukupi bisa digunakan untuk kegiatan produksi dalam skala besar selain dengan menggunakan bahan bakar fosil. Semakin tinggi kegiatan produksi manufaktur, maka akan berbanding lurus dengan tingginya pembuangan limbah yang bisa mengancam lingkungan hidup secara global.
  3. Manusia menjadi serba ketergantungan dan malas. Media informasi memiliki kualitas atraktif yang dapat merespon segala stimulus yang diberikan oleh penggunaannya. Terlalu atraktifnya, membuat masyarakat seakan-akan menemukan dunianya sendiri yang membuatnya terasa nyaman dan tidak mau melepaskannya. Bagi seseorang yang telah terbiasa menggunakan teknologi informasi, cenderung malas karena mereka menjadi lebih tertarik untuk menggunakan aplikasi/fasilitas yang ada ketimbang harus direpotkan. Sebenarnya dengan revolusi industri 4.0 ini dapat dijadikan sebagai wadah informasi dan komunikasi atau bahkan sebagai hiburan untuk melepas penat/stress. 
  4. Urbanisasi. Akibat industrialisasi, orang-orang dari pedesaan akan migrasi kekota karena mencari pekerjaan di pabrik. Urbanisasi adalahperpindahan masyarakat dari desa ke kota. Akibatnya, populasipenduduk di kota meningkat. 
  5. Terjadinya kesenjangan pendapatan. Pemisahan modal dan tenaga kerja menciptakan perbedaanpendapatan antara buruh dan orang-orang yang mengendalikansumber daya modal.

BAB. IV Penyebab Terhambatnya Inovasi Dalam Bisnis Digital Pada Sebuah Negara


Berikut hambatan yang sering terjadi dalam berinovasi :

  1. Masalah Keamanan. Hal-hal baru terasa menakutkan karena sering membawa kerentanan baru.
  2. Waktu dan Sumber Daya Terbatas.
  3. Anggaran Terbatas atau Tidak Sama Sekali.
  4. Kurangnya Keahlian.
  5. Penerimaan atau Adopsi Pengguna.

BAB. V Mengapa Inovasi Dalam Bisnis Digital Menjadi Indikator atau Petunjuk Kemajuan Ekonomi Sebuah Negara.

    Inovasi Dalam Bisnis Digital Menjadi Indikator atau Petunjuk Kemajuan Ekonomi Sebuah Negara karena dapat memperkuat dan mengembangkan Infrastruktur perkembangan digitalisasi menuntut adanya metode pembayaran yang serba cepat, mobile, aman, dan murah. Selain itu, digitalisasi yang ditandai dengan pertumbuhan volume data dalam jumlah masif juga menuntut ketersediaan infrastruktur pengelolaan data yang memadai. Untuk itu, Bank Indonesia berinisiatif melakukan berbagai penguatan, baik di sisi sistem pembayaran ritel maupun nilai besar, serta penyediaan infrastruktur publik untuk data sesuai dengan BSPI 2025.    

    Penguatan konfigurasi sistem pembayaran ritel nasional diarahkan pada sebuah tatanan baru yang memungkinkan terbentuknya ekosistem digital yang sehat. Modernisasi infrastruktur sistem pembayaran ritel ke arah yang lebih efisien akan dilakukan dengan memanfaatkan teknologi terkini. End state dari konfigurasi tersebut adalah membangun sistem yang bersifat real time, beroperasi 24/7, cepat, aman, andal, dan murah.


BAB. VI Upaya Pemerintah Meningkatkan Daya Inovasi Dalam Bisnis Digital Saat Ini.




1) Menjaga tingkat persaingan bagi pelaku ekonomi digital. Kompetisi yang terjadi harus dapat dijaga agar berjalan dengan adil tanpa membatasi inovasi dan pada saat bersamaan menghindari gangguan dalam market.

2) Penguatan dan penegakan aturan dan akuntabilitas. Pengawasan digital harus jelas, adil, dan hukuman yang memberikan efek jera terhadap pelanggar. Terutama seperti kasus penyalahgunaan data pribadi yang belakangan terjadi kepada beberapa perusahaan digital di Indonesia.

3) Pemerintah harus mengutamakan pembangunan infrastruktur komunikasi dan internet agar dapat menjadi katalis pertumbuhan ekonomi digital. Proyek ini sangat besar, Pemerintah harus membangun serat optik di seluruh Indonesia dengan total sepanjang 36 ribu kilometer. Kita mengenal proyek ini dengan nama Palapa Ring.

4) Memastikan adanya kebijakan yang menjadi payung pelindung SDM ekonomi digital dengan industri yang melakukan PHK sebagai efek digitalisasi. Pemerintah perlu menyediakan fasilitas dan strategi perbaikan maupun pelatihan bagi yang terdampak. Beberapa contoh vokasi yang dapat dilakukan antara lain reformasi kelembagaan, pengembangan standar kompetensi, mekanisme magang dan pendanaan.

5) Menyiapkan skema aturan baru untuk mengontrol kegiatan eksport import, terutama jika ada penyimpangan. Misalnya, Pemerintah perlu membuat aturan dan sistem pengawasan terhadap produk yang diekspor atau diimpor melalui ecommerce.

6) Secara massif transformasi ekonomi akan mengubah tatanan ekonomi menjadi terorganisasi berbasis nilai tambah dan daya saing.


BAB VII. Contoh Studi Kasus Era Disruption Dalam Bisnis Digital





Dalam webinar bertajuk “Accelerating Digital Transformation During The Pandemic” yang diadakan oleh BINUS Graduate Program pada hari Sabtu (10/10), Dr. Leonardus W. Wasono Mihardjo, S.T., M.Eng., CMA selaku CFO di PT Telkomsel memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai apa saja tantangan yang harus diantisipasi perusahaan serta cara-cara mengatasinya guna berhasil melakukan transformasi digital.

Martec’s law

Martec’s law merupakan sebuah teori yang mengatakan bahwa perkembangan teknologi itu selalu bergerak secara eksponensial, atau bergerak lebih cepat dari pada perubahan dalam organisasi bisnis. Sehingga, akan muncul sebuah jarak yang cukup besar antara bisnis dengan transformasi digital yang ingin dituju. Lantas, bagaimana cara menutup jarak tersebut?

Menurut Dr. Leonardus, hal yang bisa dan umum dilakukan oleh bisnis dalam menutup jarak ini adalah dengan menciptakan terobosan seperti dibentuknya gugus tugas yang dianggap mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi digital secara lebih cepat. Gugus tugas ini bersifat project based, sehingga akan ada pemisahan antara eksploitasi dengan eksplorasi.

Perubahan persepsi bisnis dan gaya kepemimpinan

Bila semula bisnis berjalan dengan persepsi inside out, di mana produk atau jasa yang dipasarkan harus laku. Sementara kini, persepsi bisnis berubah menjadi outside in, bisnis harus melihat kebutuhan dan demand dari konsumen, barulah bisnis bisa mulai memproduksi produk atau jasa tersebut.

Kemudian, pandangan yang object oriented juga harus digantikan dengan konsep kolaboratif. Nyatanya, banyak kebutuhan konsumen yang tidak bisa dipenuhi dengan satu macam produk saja, sehingga harus ada kolaborasi antara sebuah bisnis dengan bisnis lain untuk menghasilkan produk yang lebih baik dan profitable.

Sementara itu, bisnis yang mengalami transformasi bisnis sudah tidak bisa lagi menerapkan gaya kepemimpinan yang directive. Gaya kepemimpinan yang tepat adalah yang lebih dinamis supaya bisa lebih mudah beradaptasi dengan banyaknya perubahan yang ada. Hal ini juga memungkinkan bisnis tersebut untuk lebih sigap ketika perlu melakukan business development di kemudian hari.

Lingkungan perusahaan harus dirombak

Selain persepsi bisnis dan gaya kepemimpinan, lingkungan perusahaan juga harus dimodifikasi agar dapat menjadi tempat yang nyaman untuk memunculkan inovasi-inovasi baru. Dalam lingkungan kerja yang baik, harus ada tercipta kesempatan bagi karyawan untuk meningkatkan skill, bebas berkarya, dan membentuk nilai baru.

Jelas akan sulit, terutama bagi perusahaan yang sebelumnya bekerja secara formal. Akan tetapi, perubahan lingkungan kerja seperti ini akan membantu bisnis dalam mempersiapkan diri menuju transformasi digital.

Upaya yang harus dilakukan

Agar transformasi digital yang dilakukan berjalan dengan sukses dan tidak tersendat di tengah jalan, ada beberapa upaya yang perlu menjadi fokus utama sebuah perusahaan. Para petinggi perusahaan harus memiliki pemikiran serta rencana short term dan long term agar performa bisnis bisa tetap terjaga, bahkan meningkat, selama transformasi digital.

Lalu, perusahaan harus menghilangkan jarak antara karyawan dengan atasan. Jangan sampai petinggi perusahaan tidak mampu mengidentifikasi permasalahan dalam sisi operasional bisnis hanya karena hubungan yang tidak terbuka dengan karyawan.

Selain itu, perubahan dalam KPI dan sistem komunikasi perusahaan juga tidak bisa luput dari perhatian. Demikian juga dengan upaya untuk meningkatkan literasi digital masing-masing karyawan. Hal yang tak kalah penting adalah memperbaiki customer experience dengan menciptakan terobosan-terobosan baru melalui kolaborasi bersama konsumen. Kolaborasi dengan stakeholders pun sama krusialnya.

Cara mengakselerasi transformasi digital

Dr. Leonardus memberi contoh kasus akselerasi transformasi digital yang dilakukan oleh PT Telkomsel. Dalam proses ini, ada tiga pilar utama transformasi digital. Pertama adalah kompetensi utama dari PT Telkomsel, yakni digital connectivity. Digital connectivity ini mencakup jaringan 2G-5G yang akan menyokong pilar kedua, digital platform.

Untuk digital platform, PT Telkomsel secara intens bekerja sama dengan perusahaan lain, sekaligus memperkuat kompetensi utama PT Telkomsel. Contohnya seperti personalized engine (IoT dan Digi Ads) serta platform untuk analisis big data (LinkAja, AI, dan RPA). Tujuannya adalah untuk memanfaatkan kompetensi utama PT Telkomsel demi meraih pasar yang lebih luas.

Ketiga adalah digital services yang dibedakan menjadi dua kategori, yakni menguntungkan bagi sisi enterprise dan bagi sisi konsumen. Dengan begitu, konsumen pun bisa menikmati lebih banyak layanan dari PT Telkomsel. Untuk bisa mengembangkan digital services, PT Telkomsel pun turut bermitra dengan perusahaan OTT yang ada supaya layanan yang dihadirkan pun terjamin kualitasnya.



(Contoh ilustrasi Kasus Uang Dalam Ekonomi Makro)






III. PENUTUP


A. Kesimpulan

   Berdasarkan hasil dari makalah ini, saya menyimpulkan bahwa Inovasi dalam berbisnis di era digital ini sangatlah diperlukan. Inovasi berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha. Artinya, pada perusahaan/ pengusaha yang memiliki inovasi tinggi, cenderung memiliki tingkat keberhasilan usaha yang tinggi pula.


B. Saran

   Karena sebuah perusahaan atau seoran pengusaha secara tidak langsung dituntut untuk memiliki inovasi-inovasi baru yang mengikuti perkembangan jaman, maka sebuah perusahaan atau seorang pengusaha tersebut harus bisa mengembangkan inovasi yang telah ada dalam perusahaan dan mempertahankan inovasi yang telah ada. 




DAFTAR PUSTAKA

  • https://news.uad.ac.id/membangun-bisnis-di-era-digital/
  • https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/3100/7/UNIKOM_Hizbul%20Bahri%20Hasibuan_Bab%201.pdf
  • https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-inovasi/
  • https://dewey.petra.ac.id/repository/jiunkpe/jiunkpe/s1/mbis/2018/jiunkpe-is-s1-2018-31413180-43912-inovasi-chapter2.pdf
  • https://glints.com/id/lowongan/inovasi-bisnis-adalah/#.Y0guLXZBzIU
  • https://news.unair.ac.id/2019/09/19/peran-inovasi-pengaruhi-kinerja-perusahaan/?lang=id
  • https://accounting.binus.ac.id/2020/07/14/dampak-positif-dan-negatif-revolusi-indutri-4-0-dalam-perekonomian-dan-bisnis/