Jumat, 22 November 2024

BAB VII
SALURAN DISTRIBUSI DAN LOGISTIK INTERNASIONAL

Write by Eko Yulianto, ST, MM

Dirangkum oleh
Savira Novta Qutratuain (22010005)

PENDAHULUAN

Saluran distribusi dan logistik internasional memainkan peran penting dalam perdagangan global dengan memungkinkan perusahaan mendistribusikan produk secara efisien ke pasar internasional.

LATAR BELAKANG

Terdapat beberapa tantangan utama yang menghambat efisiensi distribusi global. Salah satunya adalah kerumitan jaringan distribusi yang melibatkan banyak pihak dengan regulasi yang berbeda antarnegara.

A. PENGERTIAN

Saluran distribusi dan logistik internasional merupakan elemen penting dalam pemasaran global yang mencakup kegiatan menggerakkan produk atau jasa dari produsen ke konsumen lintas negara. Secara keseluruhan, penggunaan teknologi digital dalam saluran distribusi internasional tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga memperluas akses pasar. 

B. DEFINISI SALURAN DISTRIBUSI INTERNASIONAL

Berikut definisi saluran distribusi dan logistik internasional menurut para ahli:

1. Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2023)

Sebagai jaringan organisasi yang terlibat dalam proses perpindahan produk atau jasa dari produsen ke konsumen akhir di berbagai negara. 

2. Michael R. Czinkota dan Ilkka A. Ronkainen (2022)

Merupakan jalur yang digunakan oleh produsen untuk menyampaikan produk ke pasar global, yang melibatkan agen, grosir, dan perantara lainnya.

3. Dwi Agung (2022)

Sebagai sistem distribusi yang memfasilitasi pengiriman produk dari produsen ke konsumen di berbagai wilayah global, dengan mempertimbangkan perbedaan hukum dan budaya di negara tujuan.

4. Taufik Surya (2021)

Merupakan rangkaian proses yang mempermudah perpindahan barang dan jasa dari produsen di satu negara ke konsumen di negara lain.

5. Mahendra Yudha (2023)

Sebagai infrastruktur distribusi lintas negara yang menghubungkan produsen dan konsumen internasional. 

Secara umum, dari 5 definisi di atas menyoroti bahwa saluran distribusi dan logistik internasional adalah elemen kunci dalam menghubungkan produsen dengan konsumen di berbagai negara. 

C. KOMPONEN UTAMA SALURAN DISTRIBUSI INTERNASIONAL

Komponen-komponen ini meliputi : 

1. Produsen

Produsen bertanggung jawab atas kualitas produk, inovasi, dan penyesuaian produk agar sesuai dengan standar serta preferensi di berbagai negara. 

2. Distributor

Distributor bertindak sebagai perantara antara produsen dan pengecer atau konsumen akhir. 

3. Pengecer

Pengecer adalah pihak yang berada di garis depan dalam menjual produk langsung kepada konsumen akhir. Seperti toko fisik atau platform digital.

4. E-Commerce

Keuntungan utama e-commerce adalah fleksibilitas dan jangkauan pasar yang luas, di mana produsen dapat menjangkau konsumen yang berlokasi jauh tanpa harus mendirikan toko fisik.

D. PENGGUNAAN E-COMMERCE DALAM DISTRIBUSI INTERNASIONAL

E-commerce telah mengubah cara perusahaan mengakses pasar internasional dengan menyediakan:

1. Akses Pasar Global

2. Efisiensi Biaya

3. Analitik Data Real-Time

E. MARKETPLACE GLOBAL SEBAGAI PLATFORM DISTRIBUSI INTERNASIONAL

Marketplace global menjadi pilihan populer bagi perusahaan untuk menjual produk mereka secara internasional. Contohnya: Amazon, Alibaba, Shopee dan Tokopedia.

F. LOGISTIK INTERNASIONAL

Tantangan terbesar yang dihadapi adalah terkait dengan regulasi dan kepabeanan, yang seringkali berbeda di setiap negara. Perbedaan ini mempengaruhi proses impor dan ekspor barang, termasuk peraturan terkait bea cukai, pajak, hingga dokumen yang diperlukan dalam proses pengiriman. 

Beberapa permasalahan yang menjadi tantangan utama dalam Logistik Internasional :

1. Regulasi dan Kepabeanan

2. Infrastruktur

3. Biaya Pengiriman

Sebagai solusi modern atas beberapa permasalahan yang menjadi tantangan utama dalam Logistik Internasional:

1. Teknologi Blockchain

Blockchain memungkinkan setiap transaksi atau pergerakan barang tercatat secara permanen dan dapat diverifikasi oleh semua pihak yang terlibat tanpa memerlukan perantara, membuat pelacakan pengiriman lebih efisien karena data terkait status dan kondisi barang dapat diakses secara langsung (real-time).

2.  Sistem Otomasi dan IoT (Internet of Things)

Dengan penggunaan sensor IoT yang dipasang di kendaraan dan gudang, perusahaan dapat melacak suhu, kelembaban, dan keadaan barang lainnya secara real-time. Sensor ini memberikan data yang sangat akurat tentang kondisi barang.

3. Perusahaan Logistik Global

Perusahaan logistik global seperti DHL, FedEx, dan UPS telah mengintegrasikan teknologi AI untuk merencanakan rute yang optimal dan mengurangi waktu pengiriman.

G. PENGELOLAAN RANTAI PASOK SECARA EFISIEN

Penggunaan teknologi seperti sistem Enterprise Resource Planning (ERP)dan Internet of Things (IoT) memungkinkan pelacakan stok dan pengelolaan persediaan secara lebih akurat. Dengan cara ini, perusahaan dapat menanggapi perubahan pasar dengan lebih cepat dan mengoptimalkan pengeluaran untuk logistik dan distribusi. Penerapan konsep ini dalam manajemen rantai pasok dapat menciptakan nilai tambah, baik dalam hal kecepatan pelayanan maupun dalam hal efisiensi biaya yang dapat meningkatkan daya saing perusahaan di pasar global. Dengan memaksimalkan hal seperti :

1. Mengoptimalkan Stok

2. Peramalan Permintaan

3. Logistik Hijau




Rabu, 23 Oktober 2024

 SEGMENTASI DAN TARGET PASAR GLOBAL

Disusun oleh

Savira Novta Qutratuain (NIM 22010005)

Mahasiswi Program Manajemen - STIE MBI

Mata Kuliah : Manajemen Pemasaran Internasional
Dosen : Eko Yulianto, ST, MM

Memahami Segmentation, Targeting, dan Positioning Produk dalam Bisnis -  Xendit

Abstrak

Umumnya, jika suatu perusahaan ingin mendapatkan penjualan dari barang atau jasa yang mereka ciptakan maka diperlukan proses kegiatan pemasaran. Persaingan yang ada di dalam duania bisnis yang semakin ketat, akan menjadikan keharusan bagi setiap perusahaan untuk menentukan kebijakan yang tepat agar mampu mendorong tujuan dan keinginan perusahaan. Hal ini diperlukan analisis strategi yang tepat bagi perusahaan dengan adanya strategi STP yang disebut dengan segmenting, targeting dan positioning. Strategi Segmenting dalam pemasaran global dengan cara menetapkan ukuran segmen, melakukan pertumbuhan segmen, mengetahui biaya dalam menggunakan segmen, melakukan kesesuaian, mengetahui posisi persaingan. Strategi targeting dalam pemasaran global dengan cara konsentrasi pasar tunggal, spesialisasi produk, spesialisasi selektif, cakupan total. Tahapan mengembangkan strategi positioning dengan cara identifikasi keunggulan kompetitif, menciptakan keunggulan, dan mengevaluasi reaksi pasar sasaran.

Kata Kunci: Segmenting, Targeting, Positioning, Pemasaran Global.

-----

I. PENDAHULUAN

Umumnya, jika suatu perusahaan ingin mendapatkan penjualan dari barang atau jasa yang mereka ciptakan maka diperlukan proses kegiatan pemasaran. Hal ini dilakukan karena kegiatan pemasaran merupakan hal yang wajib dilakukan oleh setiap perusahaan agar produk atau jasa yang diciptakan bisa dikenal oleh masyarakat luas dan tujuan yang diinginkah oleh perusahaan akan tercapai. Sebelum perusahaan menciptakan suatu produk, terlebih dahulu pihak manajemen pemasaran harus memahami kondisi suatu pasar dan mengetahui apa yang diinginkan oleh konsumen. Pada saat globalisasi seperti sekarang ini, hal persaingan antar sesame pebisnis tidak dapat dihindarkan lagi, karena Ketika produk yang kita buat laku untuk dipasarkan maka akan muncul pesaing untuk memasarkan produk mereka juga. Maka, manajemen perusahaan harus memahami bagaimana peluang dan ancaman yang akan terjadi ke depannya melalui faktor internal ataupun eksternal. (Rusdi, 2019)

Persaingan yang ada di dalam duania bisnis yang semakin ketat, akan menjadikan keharusan bagi setiap perusahaan untuk menentukan kebijakan yang tepat agar mampu mendorong tujuan dan keinginan perusahaan, dan kegiatan perusahaan akan tetap terjalankan. Suatu perusahaan dapat dikatakan baik apabila mereka menciptakan keberlanjutan di masa yang akan dating untuk kegiatan yang mereka lakukan, serta mampu menjadikan kondisi yang baik bagi perusahaan bukan hanya sekedar bertahan disitu saja. Maka, tugas perusahaan bukan sekedar untuk mencari konsumen, tetapi bagaimana caranya agar mampu mempertahankan konsumen yang telah ada, dan konsumen tersebut tetap setia kepada produk yang diciptakan oleh perusahaan. Dalam menjalankan bisnis, tidak hanya sekedar untuk mendapatkan keuntungan tapi bagaimana cara agar bisnis yang dijalankan mampu terus meningkat dan mengalani peningkatan di setai waktu. Hal ini diperlukan analisis strategi yang tepat bagi perusahaan dengan adanya strategi STP yang disebut dengan segmenting, targeting dan positioning.

Pada era globalisasi sekarang ini, sangat diperlukan strategi pemasaran agar mampu bersaing dengan kompetitor yang lain untuk meningkatkan hasil penjualan produk yang diciptakan. Setiap konsumen tantu memiliki keingan produk yang berbeda, maka perlu dilakukan kegiatan pengelompokan setiap konsumen yang memiliki selera sama, hal tersebut dilakuan dengan analisis strategi STP. (Mujahidin & Khoirianingrum, 2019).

---

II. PEMBAHASAN

Segmenting

Adapun pendapat dari Kotler (1995) menjelaskan bahwasannya segmenting merupakan sesuatu kegiatan supaya dapat mengidentifikasikan serta membagi pembeli ataupun konsumen dalam kriteria yang telah ditentukan supaya dapat dilakukan pengelompokkan untuk ciri tertentu. Pengelompokkan itu memiliki tujuan dengan adanya pelayanan yang sesuai bagi kriteria yang dimiliki bagi konsumen, melalui sebuah program dalam pemasaran yang strategis.

Ada pula pendapat dari Boyd (1996:194) menjelaskan bahwasannya segmenting dalam pasar merupakan suatu langkah yang dimana pasar memiliki kebutuhan serta larakteristik serupa yang bisa mengarahkan mereka agar dapat respon tawaran produk/jasa serta program dalam pemasaran strategis tertentu bagi cara yang serupa. Segmentasi biasanya juga sering dipakai dalam target pasar dan juga posisi pasar yang merupakan proses selanjutnya dari proses STP ( segmentation, targeting, positioning) bagi strategi dalam pemasaran.

Strategi Segmenting Dalam Pemasaran Global

Menurut Rismiati dan Suratno, 2001. Bahwa terdapat beberapa faktor yang perlu diparhatikan sebelum melakukan penetapan target pasar (segmenting) , yaitu : (Sinurat, 2009)

  1. a)  Menetapkan Ukuran Segmen

    Dalam melakukan penetapan ukuran segmen yang akan dituju oleh perusahaan, maka diperlukan beberapa faktor penting yang akan menjadi signal keputusan yang akan dilakukan oleh perusahaan. Jaka segmen tersebut mampu meningkatkan penjual perusahaan maka hal itu akan dilaksanakan, namun apabila segmen tidak memberikan hasil volume penjualan apapun maka hal itu harus ditinggalkan.

  2. b)  Melakukan Pertumbuhan Segmen
    Ketika segmen yang ada hanya segmen yang kecil bukan menjadikan tolek ukur bahwa segmen tersebut tidak akan berkembang, namun perusahaan harus berusaha semaksimal mungkin agar hal itu bisa berkembang dimasa yang akan dating.

  3. c)  Mengetahui Biaya Dalam Menggunakan Segmen
    Apabila ingin menggunakan suatu segmen harus terlebih dahulu melihat berapa banyak biaya yang akan dikeluarkan, Ketika suatu segmen tidak memiliki kecocokan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh perusahaan maka lebih baik hal tersebut tidak dilakukan.

  4. d)  Melakukan Kesesuaian
    Dalam melakukan segmen harus terlebih dahulu melihat dampak dari segmen tersebut untuk masa yang akan dating. Melakukan segmen harus sesuai dengan tujuan perusahaan dan sumber daya yang ada diperusahaan juga mampu menjalankan segmen tersebut.

  5. e)  Mengetahui Posisi persaingan
    Berbagai segmen tentunya memiliki potensi yang berbeda, ada segmen yang bisa meningkatkan laba perusahaan dan ada juga yang tidak memberikan dampak apa apa kepada perusahaan. Apabila hanya sedikit persaingan maka segmen tersebut akan lebih mudah untuk dimasuki.

    Sedangkan langkah bagi pelaksanaan segmentasi dalam pasar yang dibutuhkan beberapa metode yang beda, salah satunya metode bagi pelaksanaan segmenrasi pasar yaitu dengan cara membedakan segmen pasar yang berdasarkan 4 (empat) kategori, yaitu: (Agustim, 2017)

  1. a)  Geografis

    Segmentasi geografi akan membagikan pasar dalam beberapa bagian geografi yang beda seperti negara bagian, wilayah, kota dan juga pedesaan yang dilihat sangat berpotensi serta dapat menguntungkan.

  2. b)  Demografis
    Bagi segmentasi demografi, pasar telah dibagi kedalam beberapa grup kedalam pembagian usia, jenis kelamin, tingkat penghasilan, tingkat pendidikannya serta agama guna untuk mempermudah jangkauan serta relative lebih murah dalam pengidentifikasian pasar dalam sasaran, informasi demografi dalam berikan insight tentang trend sedang terjadi, walaupun tidak bisa dipaki dalam meramalkan perilaku pada konsumen namun penggunaan informasi demografis itu bisa mengetahui sebuah perubahan permintaan aneka dalam produk dan juga bisa dipakai dalam pengevaluasian kampanye bagi pemsaran.

c) Psikografi

Didalam sebuah segmentasi psikografis itu bahwasannya konsumen bisa di observasi kedalam kelas social (social class), gaya hidup (lifestyle), nilai dalam kehidupan yang telah dipercayai (value), serta kerpribadian (personality).

d) Segmentasi

Perilaku segmentasi konsumen terbagi kedalam beberapa bagian yaitu pengetahuan, sikap, pemakaian, serta tanggapan terhadap suatu produk. Banyaknya pemasaran yakin bahwasannya variabel perilaku kejadian, manfaat, status, pemakai, tingkatan pemakaian serta status kesitiaan dan juga tahapan dalam kesiapan pembelian dan sikap merupakan bagian titik awal yang terbaik didalam pembentukan segmen pasar.

Pada intinya, segmentasi pasar atau market segmentation adalah tindakan untuk membagi target pasar menjadi kelompok-kelompok yang lebih spesifik.

Segmentasi ini menciptakan himpunan pasar berdasarkan demografi, kebutuhan, prioritas, dan kriteria psikografis atau perilaku lainnya yang dapat digunakan untuk lebih memahami target audiens. 

perencanaan strategi bisnis

  1. Meningkatkan daya saing dan memperluas jangkauan pasar

  2. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas waktu serta biaya

  3. Meningkatkan retensi (keberlangsungan) hubungan dengan pelanggan dalam jangka waktu yang lebih panjang

  4. Segmentasi pasar bisa meningkatkan penjualan karena lebih menargetkan audiens dengan potensi penjualan yang paling besar

  5. Membuat perencanaan strategi & target utama penjualan lebih terfokus serta lebih mudah untuk dilakukan karena sudah teratur

    Adapun beberapa dasar atau jenis-jenis segmentasi pasar adalah sebagai berikut:

    1. Segmentasi Geografis (Geographic Segmentation)

    Menurut Appsensi, segmentasi geografis merupakan segmentasi pasar yang dinilai paling mudah.

    Strategi ini menciptakan kelompok sasaran pelanggan yang berbeda berdasarkan batas geografis (lokasi).

    Karena pelanggan potensial memiliki preferensi, kebutuhan, dan minat yang berbeda berdasarkan kondisi geografis mereka, memahami iklim dan wilayah geografis kelompok pelanggan dapat membantu menentukan di mana tempat yang paling sesuai untuk menjual produk, melakukan pemasaran, dan memperluas bisnis Anda.

    Di dunia nyata, contoh pengaplikasian segmentasi ini adalah sebagai berikut:

    Anda adalah seorang pemilik brand pakaian yang menawarkan berbagai produk mulai dari pakaian olahraga hingga jaket stylish sehari-hari.

    Anda bisa membuat segmen di mana produk seperti jaket hanya diperlihatkan kepada konsumen yang tinggal di daerah pegunungan/daerah dingin.

    Masyarakat di wilayah tersebut akan cenderung lebih banyak memakai jaket dibanding daerah panas, di mana baju berbahan tipis yang sejuk, misalnya, pasti akan lebih disukai.

    2. Segmentasi Demografis (Demographic Segmentation)

    Strategi segmentasi demografis mengurutkan pasar berdasarkan elemen demografis seperti usia, pendapatan, pendidikan, ras, jenis kelamin, ukuran keluarga, pekerjaan, kebangsaan, dan masih banyak lagi.

    Segmentasi ini merupakan salah satu bentuk segmentasi yang paling sederhana dan paling umum digunakan karena produk dan layanan apa yang kita beli, bagaimana kita menggunakan produk-produk itu, dan seberapa banyak kita rela membelanjakan uang kita untuk sebuah produk sering kali didasarkan pada faktor-faktor demografis.

    Contoh segmentasi pasar yang paling jelas di sini, tentunya, adalah jenis kelamin.

    Jika Anda menjual produk kecantikan tanpa melakukan segmentasi ketika mengiklankan produk, artinya iklan tersebut akan diperlihatkan juga kepada kaum pria.

    Walaupun bisa saja kaum pria ada yang tertarik membeli, tentu iklan akan menghasilkan penjualan yang lebih banyak jika hanya ditargetkan untuk audiens wanita.

    Contoh berikutnya pengelompokkan berdasarkan usia.

    Misalnya, jika Anda menjual produk untuk kebutuhan bayi & balita, target segmen yang paling tepat tentu adalah yang berada di jangka usia baru menikah atau baru berkeluarga (20-35 tahun, misalnya).

    Bayangkan jika Anda mengiklankan produk juga kepada audiens remaja atau bahkan anak-anak.

    Tentu tidak mungkin mereka akan membeli produk tersebut.

    3. Segmentasi Firmografi (Firmographic Segmentation)

    Segmentasi firmografi mirip dengan segmentasi demografis.

    Perbedaannya adalah demografi lebih mengacu pada individu, sedangkan firmografi mengacu pada organisasi atau perusahaan.

    Segmentasi firmografi akan mempertimbangkan hal-hal seperti ukuran perusahaan dan jumlah karyawan, dan kemudian akan menggambarkan bagaimana agar Anda dapat menangani bisnis kecil yang berbeda dengan penanganan terhadap perusahaan korporasi.

    Contoh, Anda adalah perusahaan pembuat software/perangkat lunak untuk manajemen karyawan.

    Tentu akan lebih bijak jika Anda menargetkan produk kepada perusahaan-perusahaan menengah ke atas, dibanding jika bisnis rumahan atau kecil-kecilan menjadi target Anda.

    4. Segmentasi Perilaku (Behavioral Segmentation)

    Segmentasi perilaku membagi pasar berdasarkan perilaku dan pola pengambilan Keputusan, seperti pembelian, konsumsi, tingkah laku, dan penggunaan.

    Misalnya, pembeli dari usia muda mungkin cenderung lebih sering membeli makanan dengan tampilan yang unik, sementara kelompok konsumen yang lebih tua mungkin cenderung membeli makanan sehat.

    Mengelompokkan pasar berdasarkan perilaku pembelian semacam ini memungkinkan Anda atau marketer untuk dapat mengembangkan pendekatan yang lebih tertarget.

    Contoh dari segmentasi ini adalah yang terkait dengan loyalitas terhadap sebuah brand.

    Jika Anda memiliki konsumen yang secara bangga mengkoleksi produk Anda, misalnya, Anda bisa menargetkan mereka untuk terlebih dahulu mendapat info ketika Anda meluncurkan produk baru.

    Dengan demikian, tingkat loyalitas pun akan terus terjaga sehingga secara perlahan rasa “bangga” ini pun pasti akan menular ke orang lain, dan brand Anda akan bisa terus mendapatkan penggemar-penggemar baru.

    5. Segmentasi Psikografis (Psychographic Segmentation)

    Segmentasi psikografis memperhitungkan aspek psikologis perilaku konsumen dengan membagi pasar sesuai dengan ciri-ciri kepribadian, gaya hidup, pendapatan, dan minat konsumen.

    Contohnya jika Anda menjual produk apparel olahraga, buat segmentasi market di mana Anda menargetkan individu-individu yang hobi berolahraga.

    Pasar besar seperti yang ditargetkan oleh perusahaan peralatan olahraga umumnya menggunakan segmentasi psikografis ketika mengelompokkan pelanggan mereka ke dalam kategori orang yang peduli dengan hidup sehat dan kebiasaan berolahraga.

    Pengelompokkan yang akurat seperti ini akan memastikan produk Anda menarik perhatian konsumen yang tepat, yang memiliki kemungkinan lebih besar untuk membeli di kemudian hari.

Targeting

5 Cara dan Tips Mengenali Target untuk Produk Bisnis

Menurut Kasali, Targeting merupakan proses kegiatan pengevaluasian serta proses dalam melakukan penempatan segmen pasar yang tepat melalui proses segmentasi. Dalam menetapkan target pasar dan calon konsumen (targeting) dilakukan dengan cara melakukan pencocokan reaksi terhadap pasar untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, mengetahui kemampuan konsumen dalam membeli produk, serta mengetahui keterbatasan yang kondumen miliki. Jadi Targeting merupakan suatu proses evaluasi dari hasil segmentasi yang telah dilakukan kemudian dilakukan pemilihan sesuai dengan kriteria konsumen yang diinginkan, karena dengan adanya targeting menjadi sebuah jawaban untuk memilij, menyeleksi bakal calon konsumen, serta mempermudah perusahaan dalam memiliki pasar.

Definisi dari targeting menurut Keegan dan Green (2008) yaitu proses langkah daei pengevaluasian segmentasi serta pemfokusan strategi pemasaean bagi negqra, provinsi, dan juga sekelompok orang yang berpotensi memberikan respon. Target pasar bisa dijelaskan sebagau kegiatan yang berisi serta dapat menilai dan juga memilih satu atau bisa lebih dari segmen pasar yang akan dimasuki bagi perusahaan.(Wijaya & Sirine, 2016).

Strategi Targeting Dalam Pemasaran Global

Penargetan adalah aktivitas yang menjangkau, mengevaluasi, dan memilih satu atau lebih segmen pasar di mana perusahaan dapat berpartisipasi. Ketika sebuah perusahaan ingin menentukan segmen pasar mana yang akan dimasukinya, langkah pertama yang dilakukan adalah menghitung dan memperkirakan bagi hasil dari berbagai segmen yang ada. Jadi, dalam hal ini, pemasar harus memiliki pemahaman yang sangat baik tentang teknik pengukuran potensi pasar dan peramalan permintaan di masa depan. Teknik-teknik yang digunakan sangat membantu saat memilih target pasar, sehingga pemasar dapat menghindari kesalahan yang terjadi atau setidaknya menguranginya seminimal mungkin dalam praktiknya. Untuk tujuan ini, perusahaan harus membagi pasar menjadi segmen pasar utama, setelah itu setiap segmen pasar dievaluasi, dipilih dan segmen tertentu diterapkan sebagai target. Pada kenyataannya, perusahaan dapat menempuh salah satu dari lima strategi penetrasi pasar (Lubis, 2004), yaitu:
  1. a)  Konsentrasi pasar tunggal, yaitu. perusahaan dapat memusatkan aktivitasnya pada sebagian pasar. Biasanya perusahaan kecil membuat pilihan ini.

  2. b)  Spesialisasi produk, perusahaan memutuskan untuk memproduksi satu jenis produk. Misalkan sebuah perusahaan memutuskan untuk hanya membuat mesin tik elektronik untuk sekelompok pelanggan.Spesialisasi pasar, misalnya sebuah perusahaan memutuskan untuk membuat segala macam mesin tik, tetapi diarahkan untuk kelompok pelanggan yang kecil.

  3. c)  Spesialisasi selektif, suatu perusahaan terlibat dalam berbagai bisnis yang tidak terkait satu sama lain kecuali bahwa setiap bisnis menawarkan peluang yang menarik.

d)  Cakupan total, yang umumnya lebih baik dimanfaatkan daripada pasar industri yang lebih besar. Mereka menawarkan setiap orang produk sesuai dengan daya beli mereka

Positioning

Positioning strategy: How to drive growth in 2024

Positioning merupakan sebuah langkah dari tindakan dalam merancang penawaran serta citra dari perusahaan supaya bisa nempati suatu posisi yang kompetitif yang bermanfaat serta berbeda bagi benak pelanggan sasaran. Pendapat dari Kartajaya (2009), menjelaskan bahwasannya positioning yaitu sebuah proses dalam penempatan keberadaan dari konsumen dalam benak pelanggan. Hasil dari akhir positioning merupakan terciptanya proporsi dari nilai yang sesuai, serta menjadi sebuah alasan dari pelanggan untuk membelinya.(Sinurat, 2009)

Kemudian, Tjiptono (2008) berpendapat bahwa ada beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai indikator dalam melakukan positioning yang harus mampu dilakukan oleh perusahaan untuk melakukan kegiatan pemasaran produk agar tepat sasaran. Adapun positioning yang dimaksud, yaitu :

  1. a)  Positioning yang dilakukan melalui atrubut yang ada di suatu produk yang dikaitkan

    antara atribut, produk, dan manfaatnya bagi konsumen.

  2. b)  Positioning yang dilaksanakan berdasarkan harda dan kualitas produk. Jadi

    perusahaan menjual produk dengan harga yang tinngi karena kualitas produk tersebut juga tinggi. Bagitu juga sebaliknya, apabila harga produk yang rendah maka kualitasnya juga rendah.

  3. c)  Positioning yang dijalankan dengan menggunakan aplikasi, jadi kegiatan ini dilakukan dengan melakukan pemasaran pada sekumpulan organisasi yang menggunakan produk tersebut.

  4. d)  Positioning yang didasarkan oleh pemakaian produk. Jadi hal ini disesuaikan dengan karekter konsumen yang memakai produk itu.

  5. e)  Positioning yang didasarkan oleh tingkat kelas tertentu. Kegiatan pemasaran yang dilakukan sesuai dengan tingkatan kelas atau kualitas produk.

  6. f)  Positioning yang dilihat melalui pesaing/persaingan. Maka suatu perusahaan harus mampu bersaing secara sehat dan berani berhadapan dengan competitor yang lainnya.

  7. g)  Positioning yang dilihat melalui manfaatnya. Hal ini melibatkan bahwa produk yang diciptakan harus menjadi pemimpin akan produk yang lain karena kualitas dan manfaatnya yang tidak diragunakan lagi.

    Strategi Targeting Dalam Pemasaran Global

    Penargetan adalah aktivitas yang menjangkau, mengevaluasi, dan memilih satu atau lebih segmen pasar di mana perusahaan dapat berpartisipasi. Ketika sebuah perusahaan ingin menentukan segmen pasar mana yang akan dimasukinya, langkah pertama yang dilakukan adalah menghitung dan memperkirakan bagi hasil dari berbagai segmen yang ada. Jadi, dalam hal ini, pemasar harus memiliki pemahaman yang sangat baik tentang teknik pengukuran potensi pasar dan peramalan permintaan di masa depan. Teknik-teknik yang digunakan sangat membantu saat memilih target pasar, sehingga pemasar dapat menghindari kesalahan yang terjadi atau setidaknya menguranginya seminimal mungkin dalam praktiknya. Untuk tujuan ini, perusahaan harus membagi pasar menjadi segmen pasar utama, setelah itu setiap segmen pasar dievaluasi, dipilih dan segmen tertentu diterapkan sebagai target. Pada kenyataannya, perusahaan dapat menempuh salah satu dari lima strategi penetrasi pasar (Lubis, 2004), yaitu:

    1. a)  Konsentrasi pasar tunggal, yaitu. perusahaan dapat memusatkan aktivitasnya pada sebagian pasar. Biasanya perusahaan kecil membuat pilihan ini.

    2. b)  Spesialisasi produk, perusahaan memutuskan untuk memproduksi satu jenis produk. Misalkan sebuah perusahaan memutuskan untuk hanya membuat mesin tik elektronik untuk sekelompok pelanggan.Spesialisasi pasar, misalnya sebuah perusahaan memutuskan untuk membuat segala macam mesin tik, tetapi diarahkan untuk kelompok pelanggan yang kecil.

    3. c)  Spesialisasi selektif, suatu perusahaan terlibat dalam berbagai bisnis yang tidak terkait satu sama lain kecuali bahwa setiap bisnis menawarkan peluang yang menarik.

    4. d)  Cakupan total, yang umumnya lebih baik dimanfaatkan daripada pasar industri yang lebih besar. Mereka menawarkan setiap orang produk sesuai dengan daya beli mereka

    Strategi Positioning Dalam Pemasaran Global

    Penentuan posisi pasar (positioning) merupakan strategi yang bertujuan untuk menduduki posisi dibenak konsumen sehingga strategi ini bertujuan untuk membangun kepercayaan, keyakinan dan kompetensi pelanggan serta untuk membedakan diri dari para pesaingnya.

    Menurut Solomon dan Elnora (2003:235), positioning adalah "pengembangan strategi pemasaran yang ditujukan untuk mempengaruhi bagaimana segmen pasar tertentu mempersepsikan barang atau jasa relatif terhadap pesaing". Ada beberapa posisi yang bisa dilakukan:(Priangani, 2013)

    1. a)  Investasi karena perbedaan produk

      Pendekatan ini dapat digunakan ketika produk perusahaan lebih unggul dalam persaingan dan konsumen benar-benar perlu merasakan perbedaan dan manfaatnya.

    2. b)  Investasi berdasarkan fitur produk atau manfaat produk

      Pendekatan ini bertujuan untuk menentukan fitur apa saja yang dimiliki produk dan apa manfaat yang dirasakan konsumen dari produk tersebut.

    c) Pemeringkatan berdasarkan pengguna produk
    Pendekatan ini hampir sama dengan penargetan, yang lebih berfokus pada pengguna produk.

    1. d)  Penempatan berdasarkan penggunaan produk
      Pendekatan ini digunakan dengan membedakan kapan produk tersebut dikonsumsi.

    2. e)  Positioning berdasarkan pesaing
      Pendekatan ini digunakan dengan membandingkan keunggulan pesaing sehingga konsumen dapat memutuskan produk mana yang lebih baik.

    3. f)  Penempatan dalam kategori produk
      Pendekatan ini digunakan untuk bersaing secara langsung dalam kategori produk, terutama untuk memecahkan masalah yang sering dihadapi pelanggan.

    4. g)  Positioning berdasarkan asosiasi
      Pendekatan ini menggabungkan produk yang dihasilkan dengan asosiasi milik produk lain. Saya berharap beberapa asosiasi ini dapat memberikan citra positif terhadap produk yang dibuat oleh perusahaan.

    5. h)  Penempatan berbasis masalah
      Pendekatan ini digunakan untuk menunjukkan kepada konsumen bahwa produk yang ditawarkan memiliki posisi untuk dapat memecahkan masalah.

    Tahapan mengembangkan strategi positioning adalah:

    1. a)  Identifikasi keunggulan kompetitif: Jika sebuah perusahaan dapat mengidentifikasi posisinya sendiri sebagai nilai superior untuk tujuan yang dipilih, ia akan memperoleh keunggulan komparatif.

    2. b)  Jika perusahaan menawarkan produk yang menciptakan keunggulan kompetitif, perusahaan harus memberikan alasan mengapa pelanggan merasa bahwa produk perusahaan lebih baik dari pesaingnya.

c)  Perusahaan harus mengevaluasi reaksi pasar sasaran untuk dapat mengubah strateginya jika diperlukan.


III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam menjalankan bisnis, tidak hanya sekedar untuk mendapatkan keuntungan tapi bagaimana cara agar bisnis yang dijalankan mampu terus meningkat dan mengalani peningkatan di setai waktu. Hal ini diperlukan analisis strategi yang tepat bagi perusahaan dengan adanya strategi STP yang disebut dengan segmenting, targeting dan positioning.
Strategi Segmenting dalam pemasaran global dengan cara menetapkan ukuran segmen, melakukan pertumbuhan segmen, mengetahui biaya dalam menggunakan segmen, melakukan kesesuaian, mengetahui posisi persaingan. Kemudian membedakan segmen pasar yang berdasarkan 4 (empat) kategori, yaitu : Geografis, Demografis, Psikografi, Segmentasi. Terdapat beberapa strategi targeting dalam pemasaran global yaitu : konsentrasi pasar tunggal, spesialisasi produk, spesialisasi selektif, cakupan total.
Adapun beberapa posisi yang bisa dilakukan dalam pemasaran global, yaitu dengan cara Investasi karena perbedaan produk, Investasi berdasarkan fitur produk atau manfaat produk, Pemeringkatan berdasarkan pengguna produk, Penempatan berdasarkan penggunaan produk, Positioning berdasarkan pesaing, Penempatan dalam kategori produk, Positioning berdasarkan asosiasi, Penempatan berbasis masalah.

B. Saran

Setiap perusahaan perlu menetapkan Strategi STP agar bisa ikut bersaing dengan pasar Global.


IV. DAFTAR PUSTAKA

http://repository.itbwigalumajang.ac.id/1284/2/Abstrak_watermark.pdf
https://www.sribu.com/id/blog/segmentasi-pasar/
journal.literasisains.id/index.php/MAMEN


Jumat, 03 Mei 2024

 Mengembangkan Design Manajemen Jasa Era Digital 5.0

Objek bahasan : Manajemen Jasa di Dunia Perbankan Digital

Disusun oleh

Savira Novta Qutratuain (NIM 22010005)
Mahasiswi Program Manajemen - STIE MBI

Mata Kuliah : Manajemen Jasa
Dosen : Eko Yulianto, ST, MM


Pendahuluan

    Dalam kehidupan keseharian masyarakat, penggunaan teknologi digital sudah banyak membantu untuk melancarkan segala aktivitas. Saat ini, teknologi sudah memasuki era Digital 5.0 yang membuat kemajuan teknologi digital mengalami perkembangan pesat dalam setiap waktu. Melalui teknologi, industri dalam dunia perbankan memiliki strategi baru serta kesempatan untuk menaikan pangsa pasar baru. Tak hanya dalam perbankan, namun terhadap bisnis juga akan terdampak karena perkembangan teknologi yang semakin modern. Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan tercatat lebih dari 5000 kantor berhenti beroperasi (OJK, 2016). Untuk memenuhi berbagai kebutuhan dari nasabah dalam memberikan waktu yang efisien, perbankan menggunakan pembayaran melalui lintas sistem agar mudah diakses oleh nasabah dan juga nasabah bisa memanfaatkan teknologi perbankan digital. Menurut Komalasari (2021), pada era teknologi informasi perbankan harus mengoptimalkan pembatasan terhadap aktivitas sosial dan digitalisasi, sehingga masyarakat terbiasa memanfaatkan digital untuk bertransaksi.

    Financial intermediary merupakan kata lain dari bank yang mempunyai fungsi untuk penghimpunan masyarakat yang memiliki dana lebih, setelah itu melalui dana tersebut akan disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Deposito, giro ataupun tabungan merupakan dana yang diakumulasikan oleh masyarakat kepada bank, sedangkan fasilitas kredit yang ditawarkan oleh bank, merupakan fasilitas bagi masyarakat yang sedang memerlukan dana. Menurut Ikatan Bankir Indonesia (2014), bahwa fungsi lain dari bank yaitu untuk menyelenggarakan dan mengembangkan usaha terhadap bidang Agen Kepercayaan, Agent of Services dan Development. Agent of services merupakan salah satu fungsi dari digital banking yang penting, karena bersangkutan dengan pelayanan terhadap jasa di bank sebagai bentuk kegiatan kepada masyakarat dalam bertransaksi keuangan.

    

Latar Belakang

    Perbankan digital sudah mulai diterapkan di berbagai negara khususnya di negara Indonesia. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (2016), bahwa melalui delivery channel seperti SMS Bankinginternet banking, E-Money, Mobile Banking dan Electronic Data Capture (EDC) dapat memudahkan nasabah untuk melakukan transaksi keuangan, atau dengan kata lain, pelayanan berbasis teknologi information digital yang dikenal sebagai e-banking sangat memudahkan nasabah dalam aktivitasnya untuk bertransaksi. Istilah dari “digital banking” membuat nasabah tidak perlu datang ke kantor cabang bank baik, untuk transfer uang ataupun membuka rekening (registrasi tabungan, giro dan deposito). Hal ini mulai diterapkan pada perbankan digital untuk melaksanakan berbagai pelayanan secara self service, sehingga layanan bank digital saat ini semakin meningkat. 
    Di tengah persaingan terhadap kepemilikan bisnis yang bergerak dalam bidang usaha yang sejenis serta memproduksi dengan menawarkan berbagai macam produk/ jasa, membuat masyarakat sulit memilih pilihan produk bank yang sesuai dengan kebutuhan. Salah satu strategi perusahaan yang dapat dilakukan untuk bersaing dengan kompetitor adalah membuat sub-brand yang menjadi pembeda. Untuk menghadapi perkembangan era digital khususnya dalam dunia perbankan, salah satu bank swasta ternama di Indonesia, PT. Bank BCA Digital merancang aplikasi perbankan digital bernama blu yang diresmikan pada 2 Juli 2021. Hal yang membedakan antara aplikasi blu dan m-banking adalah terdapatnya beragam fitur yang tidak dimiliki pada m-banking. Selain menabung, aplikasi blu memberikan kemudahan seperti menarik tunai tanpa kartu, patungan dan mendapatkan bunga yang tinggi apabila melakukan deposito, sehingga pengguna dapat melakukan investasi dengan risiko yang minim.



Manajemen

    Manajemen adalah proses pengorganisasian, pengaturan, pengelolaan SDM, sampai dengan pengendalian agar bisa mencapai tujuan dari suatu kegiatanManajemen sangat diperlukan untuk kebutuhan pribadi maupun bisnis. Manajemen bisa membuat bisnis menjadi lebih berkembang karena dijalankan secara struktural dan prosedural. Manajemen adalah proses pengorganisasian, pengaturan, pengelolaan SDM, sampai dengan pengendalian agar bisa mencapai tujuan dari suatu kegiatan. Manajemen sangat diperlukan untuk kebutuhan pribadi maupun bisnis. Manajemen bisa membuat bisnis menjadi lebih berkembang karena dijalankan secara struktural dan prosedural.

Jasa

    Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak mengakibatkan kepemilikan sesuatu. Produksi jasa bisa berkaitan dengan produk fisik atau sebaliknya.

Contoh Jasa :
  • Jasa transportasi (barang/ penumpang)
  • Jasa keuangan
  • Jasa pengiriman barang.
  • Jasa fotografi.
  • Jasa pariwisata.
  • Jasa penerjemah.
  • Jasa potong rambut.
  • Jasa penulis artikel.
  • Jasa penyewaan mobil.



Definisi Manajemen Jasa

       Manajemen jasa pada hakikatnya berfokus pada pemahaman atas cara-cara mengelola bisnis dalam konteks kompetisi jasa, dimana jasa (dalam pengertian luas) merupakan kunci sukses dalam memenangkan pelanggan.

Manajemen Jasa Menurut Para Ahli

1. M.N Nasution 

Manajemen jasa adalah pendekatan keseluruhan dari perusahaan dalam mewujudkan tercapainya kualitas pelayanan atau jasa sebagaimana yang diinginkan oleh konsumen, dan merupakan faktor pendorong utama dalam operasi bisnis. Perasaan puas, senang, bahagia, nyaman adalah sesuatu yang diharapkan oleh konsumen sehubungan dengan jasa. Pemenuhan rasa puas tersebut dapat melalui jasa yang ditawarkan. Oleh karena itu jasa bersifat intangible. 

2. Philip Kotler

Menurut Kotler, pengertian jasa adalah setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip intangibel dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun. Produksinya bisa terkait dan bisa juga tidak terikat pada suatu produk fisik.

3. Adrian Payne

Paye mengemukakan bahwa pengertian jasa adalah aktivitas ekonomi yang mempunyai sejumlah elemen (nilai atau manfaat) intangibel yang berkaitan dengannya, yang melibatkan sejumlah interaksi dengan konsumen atau dengan barang-barang milik, tetapi tidak menghasilkan transfer kepemilikan. Perubahan dalam kondisi bisa saja muncul dan produksi suatu jasa bisa memiliki atau bisa juga tidak memiliki kaitan dengan produk fisik.

4. Gronross

Dari Gronross, pengertian jasa adalah proses yang terdiri atas serangkaian aktivitas intangible yang biasanya (namun tidak harus selalu) terjadi pada interaksi antara pelanggan dan karyawan jasa dan/atau sumber daya fisik atau barang dan/atau sistem penyedia jasa, yang disediakan sebagai solusi atas masalah pelanggan. Interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan kerap kali terjadi dalam jasa, sekalipun pihak-pihak yang terlibat mungkin tidak menyadarinya. Selain itu, dimungkinkan ada situasi di mana pelanggan sebagai individu tidak berinteraksi langsung dengan perusahaan jasa.


Permasalahan bisnis jasa dan hambatan dalam membangun bisnis jasa :

- Tanggung jawab besar pada pihak ketiga

- Ketidakpastian klien

- Keterbatasan pada pelayanan

- Tantangan dalam pengendalian mutu

- Membuat pelaku menjadi penjual

- Harus meluangkan waktu secara khusus untuk pemasaran

- Tekanan untuk harus selalu responsif kepada konsumen


Cara mengatasi Hambatan dari Permasalahan Bisnis Jasa 

1. Analisis dan Perencanaan yang Matang

Memulai bisnis tanpa perencanaan yang matang adalah seperti memasuki medan perang tanpa strategi. Penting untuk melakukan analisis pasar, mengidentifikasi target audiens, memahami pesaing, dan merumuskan rencana bisnis yang komprehensif. Dalam tahap perencanaan ini, kamu perlu menjawab pertanyaan-pertanyaan kunci, seperti tujuan bisnis, strategi pemasaran, struktur biaya, dan sumber daya yang dibutuhkan.

2. Modal dan Keuangan yang Cukup

Modal adalah bahan bakar yang mendorong roda bisnis kamu bergerak maju. Tidak memiliki modal yang cukup bisa menjadi hambatan besar dalam memulai bisnis baru. Modal tidak hanya berarti uang tunai, tetapi juga bisa berupa aset, kemampuan, atau jaringan yang dapat kamu manfaatkan. Pertimbangkan untuk mencari investor, mengajukan pinjaman, atau mencari mitra bisnis yang dapat memberikan tambahan modal yang diperlukan.

3. Mengelola Risiko dengan Bijak

Setiap bisnis memiliki risiko, tetapi kunci kesuksesan terletak pada bagaimana kamu mengelolanya. Identifikasi risiko-risiko yang mungkin timbul dalam bisnis kamu dan buatlah strategi untuk mengatasi atau meminimalkannya. Dalam mengambil risiko, penting untuk melakukan riset yang cermat dan memiliki rencana cadangan jika terjadi hal yang tidak diinginkan.

4. Mental yang Siap Menghadapi Tantangan

Memulai bisnis baru memerlukan mental yang tangguh. Kamu akan menghadapi berbagai rintangan dan hambatan dalam perjalanan bisnis. Penting untuk memiliki ketekunan, optimisme, dan kemampuan dalam mengatasi kegagalan. Melatih mental yang kuat akan membantu kamu bertahan dalam situasi sulit dan menjaga semangat dalam mengembangkan bisnis.

5. Mempelajari dan Berkembang

Kurva pembelajaran adalah bagian alami dari memulai bisnis. Kamu mungkin akan menemui situasi yang belum pernah kamu alami sebelumnya. Jangan takut untuk belajar dari pengalaman, mencari saran dari para ahli, dan terus mengembangkan pengetahuan dan keterampilan kamu. Pengalaman dan pengetahuan yang kamu peroleh akan menjadi aset berharga dalam menghadapi masa depan bisnis.

6. Memanfaatkan Teknologi dan Inovasi

Teknologi dan inovasi dapat menjadi penopang penting dalam mengatasi hambatan dalam bisnis. Manfaatkan platform digital, aplikasi, dan alat bantu lainnya untuk meningkatkan efisiensi operasional, mencapai lebih banyak pelanggan, dan membangun merek yang kuat.

7. Networking dan Kolaborasi

Jaringan dan kolaborasi dengan orang-orang dalam industri yang sama atau terkait dapat memberikan banyak manfaat. Dengan bergabung dalam komunitas atau asosiasi, kamu dapat memperluas jaringan, belajar dari pengalaman orang lain, dan bahkan menjalin kemitraan bisnis yang saling menguntungkan.

8. Komitmen yang Kuat dan Kerja Keras

Kesuksesan dalam bisnis tidak datang dengan mudah. Kamu harus memiliki komitmen yang kuat untuk menjalani perjalanan ini dan bersedia bekerja keras untuk mencapai tujuan kamu. Setiap usaha dan keterlibatan yang kamu berikan akan berkontribusi pada kesuksesan jangka panjang.